Ilustrasi
CIREBON (CT) – Para peneliti di Northwestern University menemukan bahwa 55 persen dari individu yang berisiko tinggi terkena diabetes tidak terdeteksi, bila hanya mengandalkan pedoman umum yang dikeluarkan oleh United States Preventative Service Task Force (USPSTF) pada Oktober 2015.
USPSTF menganjurkan para dokter untuk memeriksa risiko diabetes hanya pada pasien dengan usia 40 hingga 70 tahun, mengalami obesitas, atau menunjukkan gejala awal diabetes.
Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam PLoS Medicine, banyak orang yang berada di luar kriteria tersebut justru ikut berisiko terkena penyakit diabetes.
Sehingga, bila individu dengan risiko diabetes yang melewatkan pemeriksaan kesehatan khusus untuk pra-diabetes, maka mereka dapat kehilangan tindakan pencegahan yang diperlukan, seperti makan sehat, berolahraga, dan mengambil obat yang diresepkan, kata para peneliti dalam studi.
Menurut Dr. Matthew O’Brien, asisten profesor kedokteran di Northwestern University dan seorang dokter di Northwestern Medicine, saat seseorang udah memasuki usia 30 tahun, ada baiknya lakukan cek kesehatan menyeluruh termasuk pemeriksaan risiko diabetes. (Net/CT)