Ilustrasi
CIREBON (CT) – Studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa perasaan bahagia dapat menghasilkan perubahan kimia dalam keringat.
Dalam studi tersebut, peneliti mengumpulkan sampel keringat dari 12 pria muda. Semua orang-orang itu sehat, bebas narkoba, dan non-perokok. Peserta studi juga tidak mengonsumsi makanan beraroma kuat atau terlibat dalam aktivitas seksual selama periode penelitian.
Tim peneliti juga melibatkan 36 wanita muda untuk mencium setiap sampel keringat, dan reaksi mereka terus dipantau. Para peneliti mengatakan bahwa mereka memilih wanita untuk mencium sampel keringat karena wanita biasanya memiliki penciuman yang lebih baik daripada pria dan cenderung lebih responsif terhadap sinyal emosional.
Para peneliti mengatakan mereka memilih hanya perempuan untuk mencium keringat karena perempuan biasanya memiliki rasa yang lebih baik penciuman daripada pria dan cenderung lebih responsif terhadap sinyal emosional.
Tim ini juga menganalisis ekspresi wajah dari setiap kelompok untuk menentukan apa yang disebut “sinkronisasi perilaku” antara keadaan emosional manusia, keringat dan reaksi dari orang yang mencium sampel keringat. Dalam studi ini, para peserta wanita yang diberi sampel “keringat bahagia” menunjukkan aktivitas otot wajah yang terkait dengan kebahagiaan. (Net/CT)