Citrust.id – Ekonomi global diprediksi akan tergelincir ke jurang resesi pada tahun 2023. Meski demikian, resesi global bukan menjadi ancaman yang menakutkan bagi emas berjangka. Investasi logam mulia itu justru jadi peluang dulang cuan kala resesi global datang.
Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman, mengatakan, jika resesi global benar-benar terjadi, para investor atau pelaku pasar akan mengalihkankan investasinya ke aset yang aman, yakni emas.
Emas menjadi pilihan investasi di tengah kekalutan global. Nilai mata uang akan terpukul oleh resesi, tetapi tidak dengan emas. Valuasi emas cenderung naik karena persediaan barang tambang tersebut terbatas dan tidak bisa diperbaharui.
“Emas tidak akan terkena resesi maupun inflasi. Emas adalah valuable asset yang tidak terbentur oleh situasi dan kondisi,” kata Ernest Firman,” Senin (16/1/2023).
Lebih lanjut, Ernest mengatakan, jika resesi menghampiri, orang akan berbondong-bondong beralih investasi ke emas. Imbasnya, harga emas akan melambung tinggi. Di situlah peluang dulang cuan kala resesi global datang.
“Berapa pun nilainya nanti, isu resesi akan mendongrak harga emas. Paling masuk akal di kisaran $2.200/toz. Itu pun sudah mantap,” ungkap Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman.
Sebelum resesi global terjadi, Ernest menyarankan pelaku pasar untuk menyicil beli emas saat harganya turun atau terkoreksi. Langkah itu sebagai antisipasi jangka panjang dalam menghadapi resesi.
“Setelah momen Imlek, emas akan terkoreksi sejenak. Emas akan turun di kisaran $1.830/toz hingga $1.860/toz. Angka ini sudah cukup menarik untuk memulai posisi beli, sebagai antisipasi jangka panjang menghadapi resesi,” pungkasnya. (Haris)