CIREBON (CT) – Wacana kebijakan full day school yang dilontarkan oleh Menteri Pendidikan yang baru, Muhadjir Effendy dinilai Walikota Cirebon, Nasrudin Azis berpotensi mencerabut hak-hak anak.
Meski di Kota Cirebon sendiri sering terjadi aksi geng motor yang dilakukan anak di bawah umur serta tawuran antar pelajar, Walikota Cirebon tetap menilai bahwa wacana full day school bukan merupakan sebuah solusi.
“Adanya tawuran, dan geng motor itu bukan lantas disikapi dengan memenjarakan anak di sekolah seharian. Usia anak adalah masa di mana anak selain belajar juga harus ada waktu bermainya, bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya, terang Walikota yang akrab disapa Azis ini.
Meski pemerintah pusat berdalih dalam full day school juga terdapat waktu untuk bermain dan berkreatifitas, tentu sangat berbeda dengan ketika di luar sekolah. Di luar sekolah, anak dapat berinteraksi dengan masyarakat secara luas dengan kelas ekonomi yang berbeda, tentu di sekolah tidak ada.
“Silakan ada full day school, tapi jangan diwajibkan. Meski banyak persoalan kenakalan anak, dibangunlah sinergi antara sekolah dan orang tua murid untuk memantau perkembagan anak,” tegasnya.
Azis menambahkan, bila pemerintah pusat ngotot untuk membuat kebijakan full day school, secara pribadi dirinya sangat keberatan. Lantaran pendidikan dalam hal ini bukan saja dipahami bahwa anak harus dikurung sekian jam dalam sekolah, namun bersosialisasi dengan masyarakat juga termasuk sebagai proses pendidikan. (Roy)
Walikota e keciri bli pernah sekolah full day school, sekolahe sekolah 910…. Mangkat jam 9 balik jam 10 hahahaha