Ilustrasi
Cirebontrust.com – Dua bocah bernama Nadia (11) warga Dusun 04 RT 04 RW 07, dan Galih (10) warga Dusun 04 RT 01 RW 07 Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, terindikasi Demam Berdarah Dengue (DBD). Keduanya saat ini dirawat di RSUD Gunungjati dan RS Ciremai Kota Cirebon.
Dua bocah tersebut adalah korban tambahan penyakit yang disebabkan dari nyamuk Aedes Aegepty, karena sebelumnya tiga bocah dilaporkan terkena wabah penyakit tersebut. Hal itu diakibatkan lambannya penanganan dari Puskesmas Astanajapura, yang terkesan tidak melakukan tindakan apapun.
“Saya belum dapat hasil diagnosa dari RS, tapi menurut keterangan dokter dua bocah tersebut terindikasi DBD. Sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari Puskesmas,” terang Sujerman, Kadus 04 saat ditemui di Balai Desa Kanci Kulon, Kamis (08/12).
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Astanajapura, dr. Zainal membantah bahwa pihaknya terkesan lamban dalam menangani persoalan tersebut. Zainal mengaku, sebelum terjadinya DBD di suatu wilayah, pihaknya sudah melakukan langkah promotif dan preventif, atau mengimbau dan melakukan pendekatan untuk mengajak masyarakat melakukan pencegahan.
“Pada saat Rakordes kita mengimbau kepada seluruh masyarakat yang berbenturan langsung, yakni Pemdes agar mengajak warganya melakukan pembersihan lingkungan dengan cara 3 M,” ujar Zainal.
Untuk melakukan Fogging harus melalui prosedur yang berlaku, yakni syarat utamanya adalah harus ada surat keterangan pasien dari RS, dan dilaporkan ke pihaknya. Kemudian dalam suatu daerah, penyebaran jentik nyamuk sebanyak 20 persen dari jumlah tempat atau rumah di komplek tersebut, dan menularnya dari pengidap DBD satu ke yang lainnya.
“SOPnya seperti itu. Kita juga enak, kalau dasarnya kuat untuk pengajuan Fogging ke Dinkes. Karena sampai sekarang kami belum mendapatkan laporan tentang warga yang terkena DBD,” tandasnya. (Riky Sonia)