Profesi yang Dipandang Sebelah Mata di RI tetapi Sangat Dihargai di Luar Negeri

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Menurutmu, apa saja profesi yang diremehkan di Indonesia? Jika di Indonesia profesi-profesi tersebut tidak populer karena bergaji kecil, di luar negeri justru dihargai dan bergaji tinggi. Masalah kesejahteraan tak perlu dipertanyakan. Ingin tahu apa saja?

4. Pelayan Restoran
Para mahasiswa di Amerika, Korea, dan Jepang terbiasa melakukan magang alias kerja sambilan untuk menambah penghasilan. Waktu kerja biasanya pada malam hari, akhir pekan, atau musim liburan.

Berbeda dengan di Indonesia di mana banyak orang justru menggantungkan hidupnya dari sini. Sempitnya lahan pekerjaan membuat profesi ini menjadi mata pencaharian utama meskipun digaji pas-pasan.

3. Petani
Banyak para petani di pelosok Indonesia berusaha sekeras mungkin menyekolahkan anak mereka agar bisa mendapat pekerjaan di balik meja, bukan menjadi petani seperti orangtuanya. Ini karena kehidupan mereka di desa jauh dari kata sejahtera.

Padahal, profesi petani sangat penting sebagai penyetok pangan. Bayangkan jika 50 tahun ke depan bahan makanan semakin susah didapatkan karena hanya sedikit yang mau jadi petani.

Kondisi perekonomian petani di Indonesia banyak yang mengkhawatirkan karena banyak yang hanya menjadi penggarap alias tidak memiliki tanah sendiri. Belum lagi jika gagal panen akibat bencana alam atau terserang hama.

Berbeda dengan di Indonesia, petani di Amerika, Eropa, dan Jepang terbilang sejahtera. Mereka menjalankan usaha pertanian dengan menggunakan peralatan modern seperti traktor dan huller, mengelola hasil pertanian sendiri, hingga memasarkan dan mengemas seperti pelaku ekonomi pada umumnya.

2. Peneliti
Apa yang membuat Jepang dan Korea Selatan menjadi raksasa Asia adalah karena keunggulan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut dicapai melalui riset dan penelitian.

Sayangnya, anggaran riset Indonesia hanya 0,1 persen. Di negara-negara lain, dana penelitian rata-rata sudah mencapai satu persen dari APBN. Bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 2 persen dan Singapura 2,2 persen.

Untuk mengejar kekurangan tersebut, akhirnya banyak peneliti Indonesia yang menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga-lembaga luar negeri. Akan tetapi, kecuali risetnya berkelas internasional, peneliti yang mendapat dana tersebut hanya akan menjadi peserta, bukan pemimpin proyek.

1. Guru
Finlandia merupakan negara dengan sistem pendidikan dan kualitas hidup terbaik di dunia. Berdasarkan data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pelajar Finlandia meraih peringkat teratas dalam hal kualitas. Tentunya ini merupakan hasil didikan para guru yang berkualitas pula.

Per tahunnya, para guru di Finlandia menerima USD 68.000 atau setara Rp 938 juta per tahun. Gaji ini bahkan lebih tinggi dari gaji rata-rata warga Finlandia yang hanya USD 50.000 atau Rp690 juta. Tak heran profesi guru menjadi profesi yang sangat diidam-idamkan anak muda di sana.

Bahkan, sebuah survei mengungkap jika profesi guru di Finlandia lebih populer dibandingkan dokter. Seleksi untuk mengajar di suatu sekolah sangat ketat dengan kebanyakan guru minimal berijazah S2. (Net/CT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *