Nadran

  • Bagikan

Oleh Dadang Kusnandar

LAUT punya kisah dan mitosnya masing-masing. Ingat laut ingat Nyai Loro Kidul. Menyusur nyailorokidul.com ternyata ada juga Nyai Loro Lor. Nama ini lebih dikenal sebagai Dewi Lanjar.

Nyai Loro Kidul menguasai Laut Selatan Jawa sementara Dewi Lanjar menguasai Laut Utara Jawa.

Syahdan menurut mitologi, ada keraton ghaib Pekalongan. Keraton tersebut memiliki kehidupan yang mirip dengan dunia kita dengan segala aktivitasnnya.

Banyak masyarakat mempercayai keraton tersebut adalah keraton milik Dewi Lanjar yang dulu tinggal di sekitar Pantai Selatan. Nama lain dari Dewi Lanjar adalah Dewi Rara Kuning.

Entah bagaimana hubungan mitos Dewi Lanjar dengan Nadran atau pesta laut alias sedekah bumi yang digelar rutin setiap tahun di pantai utara Cirebon.

Sejarawan Heriyani Agustina atas penuturan budayawan Kartani menuliskan, tradisi Nadran bukanlah tradisi asli Cirebon apalagi masyarakat Desa Mertasinga.

Karena tradisi ini, banyak juga ditemukan di beberapa daerah lain dengan nama yang berbeda, seperti di Jawa Tengah dikenal dengan tradisi Labuhan.

Karena ada beberapa kepercayaan bahwa apabila mereka tidak melakukan sedekah ini, maka Dewa Baruna akan murka dan segera mengirim bencana melalui Dewa Petir, Dewa Halilintar dan Dewa Angin yang mengakibatkan nelayan tidak dapat melaut.

Akhirnya tidak dapat mencari ikan sebagai sumber kehidupan utama. Nadran juga bukan tradisi masyarakat Mundu Pesisir.

Tradisi ini lebih sebagai manifestasi rasa syukur kepada Tuhan yang telah menyediakan ikan dalam jumlah tak terhitung bagi kehidupan nelayan sepanjang masa.

Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan tak pelak pula dipersembahkan kepada laut sebagai “perantara” nelayan kepada Tuhan.

Inilah sisi menarik tradisi sedekah bumi berbalut budaya lokal dengan sentuhan paham lama yang oleh sementara kalangan masih diyakini keberadaannya.

BACA JUGA:  Sambut Kunjungan Pengurus DPD KNPI, DPRD Kota Cirebon Beri Kritik dan saran

Meyakini tradisi merupakan tipikal budaya masyarakat Indonesia, dan ini jangan diartikan melalui pendekatan agama.

Keramaian nadran yang juga dimeriahkan oleh berbagai pentas seni, karnaval dan acara ritual melarung hasil bumi atau kepala kerbau ke laut; menjadi kian semarak ketika dikreasi semua pihak terkait untuk sebuah event pariwisata.***

*) penulis lepas, tinggal di Cirebon

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *