BANDUNG (CT) – Siapakah wasit yang akan memimpin partai antara PERSIB Bandung melawan Arema Cronus? Jawabnya, masih misteri. Sebab, jelang 24 jam sebelum kick off, nama sang pengadil belum juga diumumkan oleh PT Liga Indonesia selaku operator ISL.
Asisten pelatih PERSIB, Hery Setiawan, yang mendampingi Djadjang Nurdjaman dalam technical meeting, mengaku hanya diberi empat nama calon wasit utama. Yakni, Prasetyo Hadi (Surabaya), Handri Kristanto (Semarang), Suharto (Jakarta), Hamsir (Balikpapan).
“Tapi kita nggak tau mana yang akan memimpin laga PERSIB,” terangnya singkat.
Sementara hakim garis yang disiapkan untuk laga semifinal adalah M.Musafak (Jatim), Suadi Yunus (Aceh), Beny Andriko (Balikpapan), dan M.Syamsuri (Jakarta). Siapa hakim garis yang bakal membantu wasit siapa, juga belum diumumkan.
Tak hanya dalam technical meeting, dalam jadwal yang terpampang di laman resmi PT Liga pun, nama perangkat pertandingan dari laga yang akan berlangsung besok masih belum diumumkan. Baik untuk match Persib melawan Arema ataupun Pelita Bandung Raya (PBR) dan Persipura Jayapura, masih sama-sama kosong.
Memang, tak ada ketentuan resmi tentang kapan penunjukkan wasit baik di Laws of the Game FIFA atau pun di Regulasi ISL 2014. Namun, penyembunyian nama wasit ini menjadi hal tak lazim yang dilakukan oleh PT Liga. Sebab, biasanya PT Liga mengumbar nama sang pengadil sehari sebelum pertandingan. Dan biasanya pula, wasit yang akan memimpin ikut dalam technical meeting kedua tim.
Tidak segera diumumkannya wasit ini juga sedikit disayangkan karena melihat kabut asap di Palembang yang dapat menjadi force majeur pembatal pertandingan. Wasit lah penentu keputusan apakah laga bisa dilangsungkan atau tidak. Dan dengan diketahui namanya, maka tim akan dengan mudah mempersiapkan diri; tetap bertanding atau hemat tenaga untuk pertandingan yang akan ditunda.
Tapi, apakah ‘penyembunyian’ wasit ini menjadi salah satu cara baru dari PT Liga agar sang pengadil tidak ‘dijamu’ atau bahkan ‘diadili’ oleh tim-tim tertentu sebelum bertanding? Semoga memang begitu(CT-116)
Komentar