CIREBON (CT) – Desakan warga untuk penutupan aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon, terus berlangsung. Bahkan, kali ini ratusan siswa yang sekolahnya berada dekat dengan Pelabuhan Cirebon, ikut melakukan kampanye agar batubara ditutup, dengan mengepung balailkota Cirebon.
Mereka ratusan siswa bergabung dengan organisasi Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat dan Organisasi Kemahasiswaan mendatangi Balaikota Cirebon. Dengan membawa berbagai atribut, massa secara bergantian melakukan orasi mengenai bahaya debu batubara.
Menurut Koordinator aksi, Kris Herwandi mengatakan Walikota dan DPRD Kota Cirebon, sebagai refresentasi masyarakat memiliki otoritas dan tekanan, dalam hal ini adalah kebijakan bongkar muat batubara.
“Walikota dan DPRD mestinya bisa menutup, tidak bisa hanya sekedar melongo,” ujar Kris, Senin (25/01).
Senada, ST Albertine Kepala Yayasan Santo Dominikus mengatakan peringatan hari gizi yang jatuh pada hari ini, dimaknai dengan bukan hanya mengajak warga untuk meningkatkan asupan gizi, tetapi juga untuk membebaskan generasi dari bahaya yang mengancam jiwa.
“Debu batubara sejak 11 tahun lalu sampai hari ini akibat bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon, adalah bencana buatan yang seharusnya dihentikan dan ditutup. Karena akibatnya jauh lebih berat dari bahaya Narkoba. Keselamatan nyawa satu kota jauh lebih penting dari kebutuhan industri dan ekonomi nasional,” katanya.
Ikatan Alumni Sekolah Santa Maria, Harry Saputra Gani menegaskan Negara wajib melindungi seluruh masyarakatnya tanpa terkecuali.
“Kesehatan dan keselamatan masyarakat tidak boleh diabaikan atas nama kepentingan ekonomi, politik ataupun kepentingan nasional,” kata Harry. (Iskandar)
Komentar