CIREBON (CT) – Fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) terus menuai reaksi. Respon penolakan pun datang dari Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat SE.
Namun, Sultan mengaku dilema dengan hadirnya kaum LGBT di tengah masyarakat. Ia berucap bahwa LGBT sangat bertentangan dengan Pancasila yang jadi dasar negara, terutama sila pertama yang menyebutkan warga negara harus hidup secara berketuhanan.
Di sisi lain, Sultan juga melihat perspektif Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap pelaku penyimpangan seksual tersebut. Ia berpendapat, meskipun LGBT adalah sesuatu yang melanggar norma dan etika beragama, namun para pelaku, ujar Sultan, sesungguhnya merupakan korban dari disorientasi seksual yang berkembang di masyarakat.
“Kita jelas-jelas menolak LGBT karena itu sudah melanggar norma agama dan Pancasila, terutama sila pertama. Namun, kita juga harus mengedepankan sisi humanis dan pendekatan yang menyeluruh terhadap pelaku menyimpang ini,” terang Sultan Arief, Minggu (21/02).
Untuk itu, Sultan Arief lebih memilih meminta kepada LGBT untuk bertaubat dan kembali ke jalur yang seharusnya dijalankan. Sultan Kasepuhan tersebut juga berpendapat, pelaku LGBT tidak harus dikucilkan, namun harus dibimbing hingga kembali ke jalan yang benar.
“Saya harap pelaku LGBT segera bertaubat dan kembali ke jalur yang seharusnya. Saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama membimbing mereka yang tersesat agar kembali ke jalan yang benar,” terang Sultan. (Wilda)
Komentar