Cirebontrust.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Maritim Cirebon menggelar pendidikan dan pelatihan dasar taruna (Diklatsartar) bagi siswa baru tahun ajaran 2016/2017, Kegiatan dilaksanaan di sekolah setempat, Selasa (30/08).
Menurut Pembina diklatsartar, Pelda Hartono kegiatan yang digelarnya itu menjadi awalan bagi siswa baru untuk masuk dalam pembelajaran. Berbeda dengan MOS ataupun PLS dari Kemendikbud, kata dia pelatihan ini akan berlangsung selama 10 hari dengan 97 jam pelajaran. alasannya basis dari SMK Maritim adalah kelautan dan perikanan.
Dia mengungkapkan, diklatarsar sendiri lebih mengedepankan unsur disiplin dan kekuatan fisik bagi siswa. Namun, meski menerapkan disiplin menurut, Pelda Hartono pihaknya menjamin, tak ada unsur kekerasan dalam diklatarsar yang juga diselenggarakannya.
“Diklatsartar ini menggenjot disiplin, bagaimana siswa bisa disiplin untuk dirinya sendiri dan kepada orang lain. Karena ini juga untuk persiapan, sekolah kita menggelar kerjasama dengan perusahaan asal Jepang dan Korea, kalau misalkan disiplin jelek, pasti ditinggal,” terang Pelda Hatono saat berbincang dengan CT.
Sementara Kepala SMK Maritim, Abdul Nadjib Mabruri menyatakan bahwa diklatsartar merupakan pembentukan karakter siswa untuk meraih masa depan. Pembentukan karakter yang gigih dan disiplin, katanya memang diperlukan untuk menuju sebuah kesuksesan.
“Pelatihan ini sangat penting bagi siswa untuk menjadi disiplin. Bagaimana meningkatkan etos kerja yang baik, karena kita juga mempersiapkan siswa untuk bisa masuk ke dunia kerja,” papar Nadjib.
SMK Maritim sendiri merupakan sekolah berbasis kelautan milik Yayasan Afifah Soedjais. Di atas lahan seluas 29.300 meter persegi ini, SMK Maritim bertransformasi menjadi sekolah swasta kelautan dengan akreditasi A untuk jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan akreditasi B untuk jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPI).
“Tahun ini ada 30 siswa dari total 119 siswa yang ada di sekolah ini. Kita merasakan bahwa tren minat siswa ke sekolah maritim sangat kurang. Padahal jika kita telisik lagi, nenek moyang kita itu pelaut, potensi laut itu sangat tidak terbatas,” tandasnya. (Wilda)