Citrust.id – Tak sedikit para politisi dari berbagai latarbelakang profesi dan aktivitasnya yang berbeda-beda, mencalonkan diri menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2019 mendatang, salah satunya Sahali, SH., yang merupakan fans Iwan Fals sejak tahun 1990-an.
Bagi Sahali, sosok Iwan Fals memberinya banyak Inspirasi, baik melalui lagu-lagu kritik sosialnya juga karakteristik Iwan Fals sendiri yang memberinya gairah spiritual.
Menurutnya, kesederhanaan, kharisma, dan spiritnya membuat Iwan Fals tetap diakui sebagai salah seorang seniman berintegritas, dengan keberpihakan yang konsisten kepada kaum jelata.
Sahali menceritakan, sejak duduk di bangku SMA hingga kuliah, dirinya sudah akrab dengan lagu-lagu Iwan Fals, bahkan kerap menyanyikannya dengan petikan gitar akustiknya, baik saat santai di rumah hingga pentas musik di panggung seni dalam berbagai acara.
“Iwan Fals bagi saya merupakan inspirator, hingga saat ini,” cetusnya, saat ditemui citrust.id di salah satu studio musik, Kamis (06/09).
Bahkan, saat ini Sahali juga sudah banyak membuat lagu-lagu ciptaan sendiri, yang bernuansa sosial, lingkungan, humanisme, hingga cinta.
“Alhamdulilah, ini lagi track lagu, buat album, wah, kalau dari tahun 90-an lagu-lagunya direkam saat itu, mungkin sudah banyak, tapi saya lupa lagu-lagu itu, tapi kan inspirasi tidak pernah mati, saya masih tetap menciptakan lagu-lagu baru,” jelasnya.
Ia mengatakan, untuk lagu-lagunya tersebut dengan genre akustik atau balada, namun, kata Sahali, ada beberapa lagu juga yang kolaborasi bersama Waras Band, dengan musik rock.
Bermula dari inspirasi dan spirit Iwan Fals tersebutlah, Sahali, SH., yang merupakan politisi PDI Perjuangan yang pernah studi di Kota Pelajar ini mengaku siap mewarnai Kabupaten Indramayu, bahkan ia siap diingatkan secara serius jika dirinya dianggap tidak konsisten dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.
Sahali SH yang sering disebut-sebut sebagai sosok yang kritis, tegas, dan konsisten dalam menjunjung keadilan bagi rakyat, tampaknya pantas disandang pria asli putra Indramayu yang lahir pada 15 Agustus 1977 ini. Pasalnya, sudah ribuan kali ia tampil di lapangan berteman megaphone beratapkan terik matahari, dan berorasi lantang di depan bersama barisan massa dalam menyampaikan aspirasi rakyat.
Dirinya selalu berkomitmen memperjuangkan suara Rakyat yang merupakan “suara Tuhan” sejak saat mengenyam bangku kuliah di Yogyakarta hingga berkeluarga. Bahkan saking seringnya nongol di setiap barisan massa dan masalah-masalah rakyat, ia sering disebut sebagai aktivis joker yang multi-talenta, di setiap barisan massa selalu ada sosok Sahali.
Berawal menjadi aktivis mahasiswa di Kota Gudeg, dia melanjutkan profesinya sebagai Pengabdi Bantuan Hukum di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, lalu resmi mengundurkan diri pada akhir 2012. Berbekal kartu advokat (pengacara) dari PERADI, ia makin mahir mengolah masalah-masalah hukum, baik litigasi maupun non-litigasi.
Sebagai seorang advokat, pria yang akrab dipanggil Bang Ali ini banyak menangani kasus-kasus yang berkenaan dengan perjuangan hak buruh, petani, nelayan dan permasalahan hukum di masyarakat lainnya, bahkan hingga penanganan kasus korupsi khususnya di wilayah kabupaten Indramayu.
Pengalamannya bersidang dan berdebat adu argumen di pengadilan dalam setiap membela masalah-masalah hukum, ia makin lihai dalam mengkonstruksikan alur kasus hukum yang ia tangani.
Seringnya berurusan dengan para penegak hukum, anggota dewan (legislatif) dan eksekutif, baik di daerah maupun provinsi bahkan pusat, serta seringnya melihat kinerja para pengemban amanat rakyat yang lamban dan tidak kredibel, secara tidak langsung mendorong niat seorang Sahali SH untuk mencalonkan dirinya sebagai anggota dewan di Indramayu.
Perjalanan seorang Sahali menjadi calon anggota Dewan sangat panjang, semuanya berawal dari keterlibatannya di berbagai aktivitas gerakan sosial di Indramayu, mulai dari gerakan kesadaran hukum, gerakan anti korupsi, gerakan kesadaran hak bagi buruh, nelayan, petani bahkan sampai dia dipercaya di Ormas underbow Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, untuk menjadi Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Indramayu.
Tekad dan bakat sebagai seorang pemimpin mulai terasah saat dirinya sejak mahasiswa di Yogyakarta menjadi Ketua Umum Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I.Yogyakarta, hingga dirinya dipercaya menjadi Ketua di beberapa organisasi.
Ia juga menjadi pelopor sekaligus ketua pertama di Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu pada 2007. Kiprahnya yang mulai buming hingga provinsi, kemudian ia ditantang untuk menjadi Kepala Divisi Bidang Sosial dan Politik di LBH Bandung pada 2009.
Namun, banyaknya aktivitas menyoroti situasi daerah Indramayu, pada 2012 ia mengundurkan diri dengan pertimbangan untuk kembali ke Indramayu. Sebagai putra daerah asli Kota Mangga ini, ia berniat ingin mewujudkan perjuangan rakyat Indramayu dari sisi politik, hukum dan sosial.
“Sebagai bakal calon anggota DPRD, tantangannya lebih tinggi dan lebih membumi, tetapi tetap semuanya itu merupakan bagian dari amanah dan ibadah kita bersama sebagai warga negara”, papar Pria alumni sarjana Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta tahun ajaran 2005 lalu ini.
Ia menegaskan, apabila tidak mengikuti dan melanjutkan amanah rakyat, maka kita semua dapat menggunakan hak kita bersama sebagai warga negara dalam menentukan peran serta tanggung jawab yang diembankannya.
Sahali berharap adanya peningkatan kesadaran terhadap masyarakat terkait mekanisme pengawasan rakyat terhadap pihak yang mejalankan amanah, yakni Pemerintah dan DPR ataupun DPRD.
“Saatnya kedaulatan rakyat benar-benar didengar. Saatnya rakyat menuntut hak untuk dilayani dan bukan melayani,” tandasnya. /didi
Komentar