Cirebontrust.com – Menghadiri acara Haul dan Khotmil Quran dengan tema “Merawat Tradisi untuk Memperkokoh NKRI” pondok pesantren Khas Kempek Kabupaten Cirebon, Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutannya dirinya setiap datang ke pesantren di seluruh Indonesia selalu teringat dengan sikap para kyai yang ketaladanannya patut dicontoh.
Islam dan kehidupan, katanya terutama dalam berbangsa dan ber-negara diwajibkan selalu beriringan. Selain itu, bangsa Indonesia harus dapat merawat kerukunan dan kebhinekaan yang telah tertanam dalam bangsa.
Dirinya sering bercerita, di setiap konferensi dunia terkait keberagaman di Indonesia dengan negara penduduk muslim terbesar di dunia.
“Saat raja salman datang ke Bogor, saya menyampaikan jika Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan jumlah penduduk 250 juta ditambah 714 suku sampai membuat terpelongoh raja salman,” ungkapnya dihadapan tamu undangan haul.
Oleh sebab itu, lanjutnya keragaman sudah menjadi anugerah bagi Indonesia yang diberikan Alloh. Maka dengan demikian, keberagaman yang ada harus dirawat dan dipelihara.
Dirinya berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar tetap menjaga kondusifitas bangsa, jangan sampai dengan hal-hal yang kecil tidak bersatu dan persaudaraan pecah.
“Saya sering sekali menyampaikan kepada pimpinan negara lain, bila Indonesia itu adalah negara yang beragam, sampe-sampe saya diingatkan sama Presiden Afganistan, karena di Afganistan bisa timbul perpecahan karena adanya banyak suku,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, dirinya pun membagikan sepeda kepada para santri Kempek, dan yang terpilih dalam kuis yang selalu dirinya berikan adalah satu anak bernama Gilang dengan memberikan pertanyaan yang diperintahkan menyebutkan 7 nama suku yang ada di Indonesia.
Kemudian terpilih pula seorang ibu bernama Warneli dengan membawa seorang anak yang digendong, menghadap presiden dengan diberikan tantangan membacakan pancasila.
Akhirnya setelah memberikan hadiah sepeda, dirinya langsung melaksanakan ibadah sholat maghrib berjamaah. (Johan)
Semoga para santri dapat mengamalkan ilmu yang didapat selama belajar untuk membangun masyarakat yang berakhlak mulia. Karena kondisi masyarakat saat ini sedang sakit parah akibat sistem hidup liberal kapitalis, darurat narkoba, kekerasan, pornografi dan pornoaksi, hanya dapat diberantas dengan mengembalikan fitrah manusia pada aturan sang Pencipta. Para santri sebagai alim ulama sangat diharapkan menjadi dokter ummat yang menyembuhkan penyakit masyarakat dengan ilmu dan hukum Allah swt.