oleh

Ponpes Al-Mutawally Mengecam Munculnya Perilaku Penyimpangan LGBT

KUNINGAN (CT) – Seluruh santri PonPes Al-mutawally , mengecam keras adanya gerakan prilaku penyimpangan Lesbiyan Gay Biseksual Transgender (LGBT), ratusan santri yang tergabung dalam acara Diskusi Akbar (Bahtsuil Masail), menggelar pembahasan soal LGBT, Minggu (21/02) di Aula pesantren.

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh santriwan & Santriwati, mudaris/mudarisah dan para Pimpinan ponpes Al-Mutawally KMA DR. KH Didin N Rosidin, MA dan Wakil ponpes 1 K.H mahbub Nuryadien, M.Ag.

“Kami mengecam dan menyatakan perlawanan pada pihak yang terang terangan menjadi agen LGBT,” ujar pembimbing diskusi, Muhamad Khoirudin.

Menurut Muhamad Khoirudin, pihaknya akan mengajak seluruh santri dan lapisan masyarakat untuk menolak LGBT karena hal itu merusak masalah bangsa dan generasi muda ke depan.

DR. K.H Didin N Rosidin MA selaku pimpinan Ponpes Al-Mutawally, mengungkapkan diskusi bertujuan mendorong negara bersikap tegas terkait maraknya LGBT, pihak PBB sejak tahun 2013 sudah menyatakan bahwa LGBT bukan lah penyakit melainkan hasrat seksual yang berbeda.

Akan tetapi, masalah tersebut sangat bertentangan dengan norma-norma agama, khususnya agama islam, namun saat ini seperti ada kekuatan politik untuk mendorong dan memicu mereka kembali dengan isu HAM.

“Bahkan yang saya perihatin itu ada respon dari beberapa politis untuk kemudian membuat satu rancangan undang-undang dari sisi konstitusional, ini yang kami tidak habis fikir,“ katanya.

Sementara menurut Wakil pondok pesantren, KH Mahbub Nuryadien MAg pihaknya menyatakan gerakan prilaku penyimpangan LGBT gerakan demoralisasi yang menghancurkan dunia pendidikan dan keagamaan, berbangsa dan bernegara,

“Kami mendukung dan mendorong upaya judical review terhadap undang-undang tentang KUHPidana yang menempatkan prilaku LGBT sebagai tindakan kriminal dalam delik perzinahan,” katanya.

Seluruh santri Ponpes Al-mutawally terlihat berantusias mengikuti acara bahtsul masail tersebut, terlihat dari seluruh santri yang duduk mendengarkan pembahasan itu, merkea aktif bertanya dan juga tukar pikiran dari mulai dibuka acara diskusi sampai kegiatan berakhir. (Putri Murni)

Komentar