Perang Proxy (1)

  • Bagikan

Oleh DADANG KUSNANDAR

SAAT ini perang yang menakutkan adalah perang tanpa mengerahkan tentara. Penyebarluasan paham di luar Pancasila leluasa masuk ke ruang privat setiap saat. Perang tanpa pengerahan tentara juga dapat dikatakan sebagai proxy war, misalnya korupsi, manipulasi, ketidaktegasan aparat keamanan, otonomi daerah yang membabi buta, dan sebagainya ~itulah yang mengawali pecah belah sebuah Negara. Uni Sovyet saja pecah menjadi beberapa negara merdeka. Kondisi ini semakin parah dengan adanya upaya pengrusakan ideologi kebangsaan. Pada proses ini sesama anak bangsa saling bertikai dan menikamkan senjata tajam.

Hal kedua pada proxy war adalah permainan negara besar dalam “balkanisasi” Indonesia melalui dukungan separatis dalam negeri. Istilah balkan merujuk pada peristiwa perih Bosnia Herzegovina pada tahun 1990 lalu. Negeri Yusgoslavia di Eropa Timur yang damai dikerat dan pecah jadi beberapa Negara yang diawali oleh perang sesama saudara. Sangat mungkin negara-negara besar berkepentingan mengecilkan luas wilayah Indonesia. Kekayaan alam sebagai primadona yang mencengangkan menjadi alasan bagi berlangsungnya proxy war di Indonesia.

Sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring dengan perkembangan teknologi. Kemungkinan terjadinya perang konvensional antardua negara dewasa ini semakin kecil. Namun, adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru. Diantaranya, perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy.

Perang asimetris adalah perang antara belligerent atau pihak-pihak berperang yang kekuatan militernya sangat berbeda. Perang hibrida atau kombinasi merupakan perang yang menggabungkan teknik perang konvensional, perang asimetris, dan perang informasi untuk mendapat kemenangan atas pihak lawan. Pada saat kondisi kuat, perang konvensional dilakukan untuk mengalahkan pihak lawan. Namun, pada saat situasi kurang menguntungkan, cara-cara lain dilakukan untuk melemahkan pihak musuh.

BACA JUGA:  Pilkada Serentak 2020 Sarat Resiko

Perang proxy atau proxy war adalah sebuah konfrontasi antardua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung, dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan. Melalui perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors dari jauh. Proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. []

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *