Citrust.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning berada dalam kondisi terjaga hingga pertengahan triwulan III 2025. Kinerja intermediasi lembaga keuangan di wilayah itu dinilai cukup baik.
“Kami melihat stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, meskipun terdapat dinamika pada sejumlah indikator. Fungsi intermediasi berjalan dengan sehat dan risiko kredit juga terkontrol,” kata Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, Jumat (19/9/2025).
Data OJK menunjukkan, sektor perbankan, khususnya Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Ciayumajakuning, mencatat pertumbuhan positif. Per Juli 2025, penyaluran kredit secara tahunan mengalami kontraksi 2,21 persen menjadi Rp2,05 triliun, tetapi secara tahun berjalan tumbuh 2,49 persen.
Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga menurun, masing-masing 0,10 persen secara tahunan dan 1,67 persen secara tahun berjalan.
Aset BPR pada Juli 2025 mencapai Rp2,72 triliun. Meskipun secara tahunan naik tipis 0,03 persen, secara tahun berjalan sedikit terkontraksi. Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp2,18 triliun, turun tipis secara tahunan dan tahun berjalan.
Dari sisi profitabilitas, BPR berhasil meningkatkan rasio pengembalian aset (ROA) menjadi 3,12 persen, dengan efisiensi biaya operasional yang lebih baik. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun signifikan menjadi 79,98 persen.
Pada perbankan umum, baik konvensional maupun syariah, pertumbuhan kredit tercatat meningkat. Per Juni 2025, 29 kantor cabang bank umum menyalurkan kredit Rp52,95 triliun, naik 5,57 persen secara tahunan. Aset dan DPK juga naik di atas 6 persen. Rasio kredit bermasalah masih terjaga pada level 3,45 persen.
Kinerja bank umum syariah juga positif. Lima kantor cabang bank syariah di wilayah OJK Cirebon menyalurkan pembiayaan Rp4,58 triliun atau naik 14,79 persen tahunan. DPK naik 11,77 persen menjadi Rp4,54 triliun.
Di sektor keuangan nonbank, sebagian lembaga keuangan mikro (LKM) mengalami kontraksi, tetapi lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) justru mencatat pertumbuhan aset dan pembiayaan. Sementara pasar modal menunjukkan tren positif.
Jumlah investor per Juli 2025 mencapai 341.110 orang, naik 12,83 persen tahunan. Nilai transaksi saham melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi Rp2,39 triliun.
Dalam aspek perlindungan konsumen, hingga Agustus 2025, OJK Cirebon melayani 1.235 konsultasi dan pengaduan. Sebagian besar kasus terkait pinjaman online, bank umum, dan perusahaan pembiayaan. OJK juga memproses 7.299 permintaan layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Sepanjang 2025, OJK Cirebon telah melaksanakan 183 kegiatan literasi dan inklusi keuangan, melampaui target tahunan. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 33.000 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, UMKM, hingga masyarakat desa.
“OJK Cirebon berkomitmen menjaga stabilitas sektor keuangan sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat. Kami juga menegaskan penerapan tata kelola yang baik, termasuk larangan pemberian hadiah atau parsel dalam bentuk apa pun kepada jajaran OJK,” ujar Agus Muntholib. (Haris)