Melongok Usaha Bonsai Potong Restu Alam Milik Hadi Suhadi

  • Bagikan

“Satu Bulan Mampu Hasilkan Rp8-10 juta”

CIREBON (CT) Berkat ketekunannya, selama enam tahun merintis usaha tanaman hias bonsai potong, kini usaha dan kerja kerasnya mulai berkembang dan membuahkan hasil. Pahit dan getirnya  dalam membangun usaha di dunia pertamanan telah dilewatinya.

Namun, hal itu belum cukup baginya dalam meraih kesuksesan, inovatif dan kreatifitasnya dituntut lebih untuk menyenangkan hati konsmenya yang mayoritas kalangan menengah keatas.

Bagi Hadi Suhadi (40), warga RT 02/RW 10, Blok V, Desa Cikalahang Kecamatan Dukupuntang,  Kabupaten Cirebon ini, tak heran bila tiap harinya tak terpisahkan dari tanaman, tanah, air dan pupuk kandang yang selama ini menjadi sumber kehidupan istri dan kedua anaknya yang kini beranjak dewasa.

“Ini mas, lagi menyiapkan pesanan bongsai buat di kirim besok ke kota priangan ( Bandung),sambil menggosok-gosokan telapak tangan kanannya ke celanan jeans, seraya mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman,”kata Hadi baru-baru ini.

Terlihat, di beberapa bagian wajah Hadi bercucuran air keringat. Memang siang itu di Desa Cikalahang maupun Kabupaten Cirebon memang terasa cukup panas, padahal Cikalahang merupakan daerah dataran tinggi yang berbatasan dengan wilayah Kuningan. Cuaca yang panas, memang sedikit berpengaruh bagi usaha bongsai potong karena, ranting tanaman yang baru ditempel dan di sungkup mengunakan pelastik (dibungkus pelastik) mudah kering.

“Untuk musim kemarau kalau untuk menempel (stek) tanaman Anting Putri memang banyak gagalnya bila di banding menempel tanam beringin korea atau sering di sebut juga tanaman dolar,” terang pria yang memiliki rambut gondrong ini.

Menurutnya, tanaman yang biasa di bonsai olehnya diantaranya tanaman pohon  dolar (beringin korea), tanamam anting putri, anting putri salju, anting yasmin, anting putri hijau, kiserut, elegant dan tanaman jenis  kimeng, dari jenis tanaman tersebut yang paling banyak diminati adalah beringin korea (dolar) dan anting putri termasuk yasmin.

BACA JUGA:  Heri Kiswanto: Berawal dari Hobi hingga Sukses Jadi Pemodifikasi Motor

Untuk beringin korea, kata Hadi, memiliki daun opal dan kulit yang tebal sekaligus memiliki banyak getah saat tergores atau di potong sehingga saat di tempel, 2-3 bulan kemudian sudah bisa tumbuh menyatu dengan batang pokoknya (batang lain yang di ambil dari hutan).

Sedangkan untuk jenis tanaman anting putrid agak sulit bila musim kemarau kerena memang memiliki kulit yang tipis, sehingga saat terkena matahari cepat kering.

“Yang bagus sih, jenis anting  karena ada empat jenis, dan dua jenis memiliki bunga. Sedangkan untuk dolar daunnya lebat sehingga mudah untuk dibentuk,”ucap pria pemilik usaha tanaman hias Restu Alam ini.

Sementara untuk batang bonsai  biasanya yang di gunakan adalah Pohon keroya/pereng dan karet hutan, pohon-pohon itu tumbuh subur di sekitar hutan, bukit dan sekitar sungai di daerah pegunungan. Bongsai yang telah jadi, sambung Hadi, di ambil langsung oleh pengembang perumahan untuk taman dan pedagang tanaman hias yang berada di Semarang, Jakarta, Bandung, Bogor dan terkadang ke luar Jawa termasuk wilayah III Cirebon.

Dalam setiap bulanya, terang Hadi, bisa mengirim bongsai potong siap tanam 3-4 truk. Belum lagi konsumen yang datang ke rumahnya dan dalam satu kali pengiriman senilai Rp5-6 juta. Hadi sendiri mengaku omzet dalam setiap bulanya Rp 8-10 juta.

“Untuk harga bonsai potong pertanaman mulai dari Rp250 ribu, Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta, harga itu tergantung tinggi dan keunikan dari bonsai itu sendiri. Tapi kalau belinya banyak (borongan) harga bias murah mas,”ucapnya.

Hadi sendiri, dalam menjalankan usahanya di bantu 10 orang tetangga sekitarnya, yang tugasnya mencari pohon di hutan dan di tanam di rumahnya masing-masing. Setelah tumbuh sekitar 2-3 bulan oleh Hadi tanaman tersebut di beli dan di hargai sesuai dengan bentuk, tinggi dan jenisnya.

BACA JUGA:  Minim Pendonor, PMI Majalengka Kekurangan 500 Labu Darah Per Bulan

“Selain saya menanam sendiri di halam rumah. Saya juga membeli dari pemuda sekitar rumah, ya itung-itung memberdayakan pemuda sekitar aja mas, dari pada main tidak jelas,” katanya

Lebih lanjut Hadi menceritakan cara dan tips menaman dan merawat bongsai potong bagi pemula. Untuk pemula baiknya cari pohon yang unik bisa di cari di sekitar rumah atau di ambil dari hutan, sesampinya di rumah pohon tersebut di masukan ke dalam karung yang berikan tanah yang di campur pupuk kandang, setelah itu di tanam di tanah dan langsung di siram air.

Setelah itu, lanjutnya mulailah mencarai ranting yang tepat untuk menempel di batang pohon yang telah di potong tersebut, apakah di tempel dolar atau yasmin. Setelah di tempel barulah di sungkup untuk mengindari penguapan.

Hadi memberikan motivasi bahwa untuk menuju kesuksesan dalam usaha tanaman hiasa adalah kuncinya sabar dan ulet sehingga mampu membuahkan haisl. (CT-115)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *