Penjualan STB Tinggi, Dampak Transisi TV Analog ke Digital

Citrust.id – Peralihan sistem penyiaran TV analog ke TV digital atau yang disebut Analog Switch Off (ASO) sudah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.

Proses peralihan menuju TV digital dibagi tiga tahap sesuai rujukan standar yang ditetapkan International Telecommunication Union (ITU). Baik kondisi geografis, luas wilayah, keterbatasan frekuensi radio dan kemampuan teknologi siaran digital.

Tahap pertama penghentian siaran TV analog dilakukan pada 30 April 2022, tahap kedua 25 Agustus 2022, dan tahap ketiga atau paling akhir 2 November 2022 kemarin. Dengan demikian pemerintah mengajak masyarakat Indonesia untuk segera beralih atau migrasi dari perangkat TV analog ke TV digital.

Dalam migrasi ke siaran TV digital ini, memberikan dampak penjualan Set Top Box (STB) di pasaran semakin tinggi. Karena sesuai arahan pemerintah, bagi masyarakat yang menggunakan tipe TV lama.

“Peningkatan jumlah pembeli sangat signifikan sejak tiga hari lalu. Bahkan dalam sehari bisa terjual hingga 100 unit. Beberapa warga membeli untuk dijual lagi,” ujar Agus Mulyono, Pemilik Toko Indosinar Elektronik, Kamis (3/11/2022) di Jalan Pulasaren Kota Cirebon.

Agus mengakui, sebenarnya peningakatan penjualan STB ini sudah terjadi sebelum ramai adanya migrasi ke TV digital. Namun kali ini peningkatannya lebih signifikan, sehingga stok harus selalu ada.

“Stok STB di toko ada 500 unit. Ada dua merk, tidak ada perbedaan secara fungsi. Hanya harga yang membedakan, yakni Rp150 ribu dan Rp200 ribu,” ucapnya.

Agus mengakui, penggunaan STB ini untuk mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara yang bisa ditampilkan di televisi analog. “Apabila sudah memiliki televisi digital dengan perangkat penerima DVB¬T2, bisa langsung melakukan pemindaian siaran digital televise,” katanya. (Aming)

BACA JUGA:  Ini Pantauan Arus Lalu Lintas Tol Cipali Jelang Malam Pergantian Tahun

Komentar