Citrust.id – Pemerintah Kabupaten Majalengka terus menghadirkan program keagamaan yang relevan dengan kebutuhan rohani masyarakat di tengah gempuran era digital. Salah satunya melalui kegiatan Subuh Akbar yang secara rutin digelar setiap Ahad pagi, dan dihadiri langsung oleh Bupati serta Wakil Bupati Majalengka.
Pada Minggu (27/7/2025), Subuh Akbar kembali digelar di Masjid Agung Al-Imam Kabupaten Majalengka dalam suasana khusyuk dan penuh semangat dari para jemaah. Bupati Majalengka Eman Suherman hadir didampingi istri, Hj. Iim Maemunah Suherman, bersama ratusan warga yang memadati masjid sejak dini hari.
Penceramah utama kali ini adalah Dr. KH. Ahmad Yani, M.Ag, Ketua At-Taqwa Centre Kota Cirebon dan dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Faizin.
Dalam ceramahnya, KH. Ahmad Yani membuka tausiyah dengan hikmah dari Lukmanul Hakim, “Addunya bahrun ‘amiiqun”, yang berarti dunia seperti lautan luas dan dalam. Menurutnya, banyak orang tenggelam karena tak mampu membaca arah hidup atau terseret gelombang zaman.
“Ini menjadi isyarat penting bagi umat Islam bahwa perubahan zaman harus diikuti dengan peningkatan kapasitas diri,” ujar KH. Ahmad Yani.
Ia mengutip teori futurolog Alvin Toffler dalam The Third Wave yang menyebut tiga fase besar peradaban: era pertanian (Agricultural Age), era industri (Industrial Age), dan era informasi (Information Age). Saat ini, katanya, manusia hidup dalam gelombang ketiga, yakni era digital, yang ditandai dengan derasnya arus informasi.
Namun, di balik kemudahan teknologi, KH. Ahmad Yani mengingatkan masyarakat akan krisis moral yang mengintai. Ia menyoroti masifnya penyebaran hoaks, konten tidak bermutu, dan merebaknya kejahatan digital seperti judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol).
“Menurut data PPATK, pada 2023 perputaran uang judol mencapai Rp387 triliun, naik menjadi Rp900 triliun di 2024, dan diprediksi tembus Rp1.200 triliun pada 2025. Ini bukan hanya merusak ekonomi keluarga, tapi juga mental, rumah tangga, dan tatanan sosial,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan zaman tersebut, KH. Ahmad Yani menyampaikan tiga wasiat Rasulullah SAW yang dikutip dari kitab Jawāmi’ul A’māl wal Ahkām:
Pertama, Al-jud min qillah (berderma meski kekurangan).
“Orang bertakwa bukan yang kaya, tapi yang tetap berbagi dalam kesulitan,” ucapnya.
Kedua, Al-waro’ fil khalwah (menjaga diri di kala sepi).
“Ketakwaan sejati tampak bukan di publik, melainkan saat sunyi dan tidak terlihat siapa pun. Tapi Allah Maha Melihat,” katanya.
Ketiga, Kalimatul haqq ‘inda man yurjā wa yukhāf (berani berkata benar di hadapan kekuasaan).
“Tidak semua orang sanggup menyampaikan kebenaran kepada pemimpin. Tapi Islam mengajarkan, sampaikanlah yang hak walau pahit,” ujarnya.
KH. Ahmad Yani juga menekankan pentingnya optimisme bagi umat, meskipun memiliki masa lalu yang kelam. Ia mengutip sabda Nabi SAW, “Ittaqillāha ḥaythu mā kunta”—bertakwalah di mana pun berada.
Selain itu, dua pesan Nabi lainnya ialah: Wattabi’i syai’atal hasanah (ikuti kesalahan dengan kebaikan) dan Wakhulikin nāsa bi khuluqin ḥasanin (bersikap baik kepada sesama).
“Semua orang pernah salah. Tapi orang bertakwa adalah mereka yang memperbaiki diri dan beramal lebih baik di masa depan,” kata KH. Ahmad Yani.
Ia menutup ceramah dengan doa yang menggema di seluruh penjuru masjid:
“Allahumma arinal-ḥaqqa ḥaqqan warzuqnā ittibā’ah, wa arinal-bāṭila bāṭilan warzuqnā ijtinābah.”
Sementara itu, Bupati Majalengka Eman Suherman menilai, Subuh Akbar bukan sekadar ajang ibadah, melainkan ruang silaturahmi dan refleksi spiritual bersama masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman.
“Harapannya kami Majalengka menjadi kabupaten yang tak hanya maju secara fisik dan digital, tapi juga kuat secara moral dan spiritual,” ucap Eman.
Ia menegaskan bahwa kegiatan Subuh Akbar merupakan bagian dari ikhtiar membangun ketahanan rohani masyarakat Majalengka.
“Kami ingin membentuk karakter masyarakat yang kuat, cerdas, dan bertakwa. Subuh Akbar ini adalah sarana kolektif untuk membangun generasi yang melek teknologi sekaligus kokoh iman dan akhlaknya,” pungkasnya. (Abduh)