Kemenag Akui Sang Raja Terakhir Sering Ditolak Warga dan Berpindah-pindah di Kota Cirebon

CIREBON (CT) – Pria yang mengklaim dirinya sebagai Raja Terakhir, Sri Baginda Raja Muhammad Abdullah Hasanudin, diakui oleh Kantor Kemenag Kota Cirebon sering ditolak warga dan berpindah-pindah tempat.

“Oh, yang Raja Terakhir itu, itu mah sudah lama, dia itu setahu saya salah satu pentolan dari Millah Abraham, dia itu suka berpindah-pindah di Kota Cirebon karena ditolak warga,” terang Ketua Seksi Syariah dan Aliran Sesat Kemenag Kota Cirebon, Slamet kepada CT, Senin (29/02).

Senada, Kepala Kantor Kemenag Kota Cirebon, Masykur mengungkapkan bahwa aliran tersebut belum diputuskan sesat. Karena, ungkap Masykur pemberian fatwa sesat dan haram ada di pihak Majelis Ulama Indonesia.

“Kita hanya membina, dan membimbing supaya kembali ke jalan yang benar, itu baru dilakukan setelah keluar fatwa sesat oleh MUI,” terang Masykur.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, warga Kota Cirebon mulai gelisah dengan perkembangan suatu aliran yang tokohnya mengaku sebagai Sang Raja Terakhir. Untuk bisa mengikuti aliran ini, para warga tak perlu mengucapkan syahadat, namun cukup mengumpulkan fotocopy KTP dan KK dan berjanji akan terus mengikuti ajaran yang disampaikan Sang Raja Terakhir.

Aliran ini menjanjikan suatu pekerjaan dan mata pencaharian yang akan menyelamatkan warga di hari akhir. Sang Raja Terakhir ini pun mengaku memiliki harta senilai Rp 700 triliun yang bisa mempekerjakan seluruh warga Cirebon bahkan Indonesia.

Namun belakangan, Sang Raja Terkhir yang mengklaim diri bernama Sri Baginda Raja Muhammad Abdullah Hasanudin tersebut membantah bahwa alirannya merupakan aliran sesat. Ia bahkan mengklaim diri sudah diberikan izin oleh Presiden Joko Widodo. (Wilda)

BACA JUGA:  Ini Kuliner Cirebon Favorit Rizki Ridho

Komentar