FIK KRR Hindarkan Remaja Dari Bahaya Seks Bebas dan Narkotika

  • Bagikan

MAJALENGKA (CT) – Sebagai pribadi yang masih dianggap labil, remaja di rentang usia 16-24 tahun perlu dbekali berbagai pengetahuan untuk mengarungi masa depannya ketika dewasa kelak dan berumah tangga.

“Termasuk dibekali tentang kesehatan reproduksi dan bahaya seks bebas karena di usia remaja sangat rentan terhadap problema tersebut,” kata Kepala BPMDPKB H. Eman Suherman, Rabu (19/11).

Menurutnya salah satu cara efektif memberikan pengetahuan yang efektif tentang kesehatan reproduksi remaja dan bahasa seks bebas dan lainnya menurutĀ  adalah melalui teman sebaya.

“Untuk itu BPMDPKB membentuk Forum Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (FIK KRR) dari remaja usia 16-24 tahun, yang salah satu tugasnya memberikan penyuluhan kepada teman-teman sebayanya,” ujar Eman.

Tugas FIK KRR menurutnya diantaranya memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, memahami pentingnya remaja terhindar dari seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan jauh dari perilaku yang menyebabkan tertularnya penyakit HIV/AIDS.

FIK KRR sendiri menurutnya kepada teman-teman sebayanya harus menyampaikan tentang remaja berfikir dan bersikap positif, dan pengetahuan merintis wirausaha untuk bekal hidup di masa depan ketika sudah berumah tangga.

“Pembekalan ini sangat berguna bagi para remaja dalam menambah wawasan mereka kedepannya dengan hasil perencanaan yang matang. Mereka sebagai generasi keluarga berencana, jadi apa yang mereka lakukan untuk kehidupannya kedepan benar telah direncanakan secara positif dan matang remaja sukses adalah mereka yang memiliki pribadi yang dewasa,” ujarnya di sela-sela workshop di sebuah aula rumah makan di kawasan Majalengka Kulon.

Kasubid Kesehatan Reproduksi Bidang KB Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Perempuan dan KB (BPMDPKB) Kabupaten Majalengka Jamaludin mengatakan banyak remaja yang harus menanggung resiko karena tidak bisa menjaga kesehatan reproduksinya atau tidak dapat menghindarkan diri dari Triad KRR ( Sexualitas, Napza dan HIV/AIDS) sehingga tidak mempunyai masa depan yang cerah atau jadi madesu. Hal ini dikarenakan sebagain besar remaja belum mendapatkan informasi tentang Kesehatan produksi secara benar dan lengkap, sehingga banyak remaja yang galau, putus asa dan meninggal sia-sia atau masa depan yang tidak jelas.

BACA JUGA:  Goweser Majalengka Jelajahi Objek Wisata dengan Sepeda

Lebih lanjut Jamaludin mengatakan melihat kondisiĀ  remaja yang demikan, maka peran duta remaja sangat strategis untuk membantu remaja untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang TRIAD KRR sehingga remaja Jabar terhindar dari resiko-resiko akibat TRIAD KRR.

Kelompok FIK KRR sendiri menurutnya sudah dibentuk dan tersebar di seluruh kecamatan, diharapkan dapat memberikan solusi bagi teman-teman yang sedang galau dalam menghadapi masalah mulai dari masalah cinta sampai masalah-masalah yang dirasakan lebih berat dari konseling. (CT-110)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *