Citrust.id – Dalam kampanyenya di Desa Karangsong, calon bupati Indramayu Lucky Hakim, menyebut program Dokmaru merupakan singkatan Dodok Mangan Turu.
Menanggapi hal itu, Wakil ketua PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu, Nanang Qosim, mengatakan, pernyataan terkait Dokmaru itu membuktikan, Lucky Hakim bukan calon pemimpin, melainkan orang yang suka membuat berita hoaks.
Menurut Nanang, plesetan Dokmaru menjadi Dodok Mangan Turu merupakan opini sesat. Lucky juga telah mendemoralisasi seluruh kerja keras tenaga kesehatan. Para nakes itu bekerja keras siang malam untuk memberikan pelayanan kesehatan pada rakyat yang tidak memiliki akses finansial dan jarak.
“Program Dokmaru itu dibesut dan diprogramkan oleh pasangan yang kami usung waktu itu, Nina-Lucky. Pasti Lucky tahu, kalau Dokmaru itu singkatan dari Dokter Masuk Rumah. Kayaknya kurang bahan kampanye sehingga diplesetkan seperti itu,” kata Nanang Qosim.
Nanang sendiri menilai dan menyaksikan sendiri, Lucky Hakim yang pada masa kampanye periode pertama tahun 2020, selalu mendengung dengungkan program dokter masuk rumah.
“Lah„ sekarang kok bisa begitu? Malah tidak mengakui kalau Dokmaru program unggulan. Sekarang malah memplesetkan menjadi dodok mangan turu. Jangan sebar hoaks hanya untuk mendapat simpati masyarakat. Rakyat sudah sangat cerdas. Jangan-jangan kurang bahan materi kampanye,” tutur Nanang.
Berbeda halnya dengan Kasti, warga Blok Berok, Desa Lobener. Ia sangat merasakan program Dokmaru oleh Puskesmas Jatisawit.
Kasti menceritakan anaknya yang mengalami kelainan pada langit langit bibir dan mulut, langsung mendapatkan penanganan oleh dokter setempat, hingga dirujuk ke RSUD Indramayu.
Tidak hanya itu, Kasti mendapat bantuan langsung dari bupati Indramayu petahana, Hj. Nina Agustina. “program Dokmaru sudah saya rasakan langsung manfaatnya dan buat saya banyak manfaatnya terutama untuk keluarga miskin seperti saya. Terima kasih Bu Nina,” jelas Kasti sambil menggendong anaknya.
Sama halnya dengan Karyo Sadam, warga Desa Junti Kedokan yang merasakan manfaat dari program Dokmaru.
Ketika ia sakit dan membutuhkan pertolongan, tak selang berapa lama datang tim kesehatan berikut mobil ambulans dari Puskesmas Juntinyuat ke rumah.
“Sudah dua kali saya dapat layanan Dokmaru. Yang pertama akibat keracunan mie instan. Kedua, muntah hebat setelah pulang panen padi. Dokternya datang ke rumah dan langsung diperiksa dan diberi obat,” kata Karyo Sadam.
Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menyebutkan, program dokter masuk rumah selama digulirkan sudah mencapai 4814 kali layanan yang meliputi layanan hantaran ke puskesmas hingga layanan rujukan ke rumah sakit milik Pemkab Indramayu. (Haris)