Citrust.id – Menjalani hidup dengan penyakit kronis bukan perkara mudah, terlebih bagi pasien yang membutuhkan perawatan rutin dalam jangka panjang. Bagi Eryanto (23), warga Kabupaten Indramayu, kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi penopang utama dalam menjaga keberlanjutan pengobatannya.
Eryanto tercatat sebagai peserta aktif JKN sejak 2019 dan mulai menjalani terapi hemodialisis secara rutin sejak 2022. Ia menceritakan awal mula mengetahui kondisi kesehatannya ketika mengalami sejumlah keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Awalnya saya periksa ke puskesmas karena sering merasa sesak napas, mual, dan kaki saya bengkak. Setelah diperiksa, dokter di puskesmas langsung memberikan rujukan ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” ujar Eryanto.
Ia memahami bahwa alur pelayanan kesehatan dalam Program JKN menerapkan sistem rujukan berjenjang. Pemeriksaan dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti puskesmas, sebelum dirujuk ke rumah sakit apabila diperlukan penanganan dokter spesialis. Seluruh proses tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan medis.
Eryanto mengaku sempat kebingungan saat pertama kali menjalani proses rujukan ke rumah sakit. Namun, kebingungan tersebut teratasi setelah mendapatkan penjelasan dari petugas puskesmas mengenai pemanfaatan aplikasi Mobile JKN.
“Sebelumnya saya belum tahu kalau ada aplikasi Mobile JKN. Saat di puskesmas, petugas menjelaskan dengan jelas, mulai dari cara mengambil nomor antrean online sampai memberi tahu bahwa surat rujukan bisa dilihat langsung di aplikasi,” kata Eryanto.
Menurut Eryanto, aplikasi Mobile JKN sangat membantu peserta JKN karena memiliki berbagai fitur yang mudah digunakan. Ia dapat mengakses kartu peserta digital, mengubah fasilitas kesehatan, memeriksa status kepesertaan, hingga memanfaatkan fitur Antrean Online yang dinilainya paling membantu bagi pasien hemodialisis.
“Sebagai pasien yang harus cuci darah rutin, fitur antrean online sangat membantu. Saya tidak perlu datang pagi-pagi, cukup datang sesuai jam yang tertera,” ujarnya.
Menjelang akhir perbincangan, Eryanto menyampaikan rasa syukur atas layanan yang ia terima selama menjalani perawatan. Ia merasa lebih tenang karena kontrol kesehatan rutinnya dapat berjalan tanpa hambatan berkat dukungan Program JKN.
“Alhamdulillah, saya sangat terbantu dan merasa lebih tenang menjalani perawatan kesehatan dengan adanya BPJS Kesehatan. Saya berharap BPJS Kesehatan terus hadir mendampingi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan perawatan rutin seperti saya,” tuturnya.
Pengalaman Eryanto menjadi gambaran nyata peran Program JKN dalam menjamin akses layanan kesehatan bagi peserta dengan penyakit kronis. Melalui peningkatan layanan dan pemanfaatan teknologi digital, BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmen dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat. (Haris)













