Sebaran Siswa Sekolah Negeri di Kota Cirebon tak Merata, Mengapa?

CIREBON (CT) – Seperti diprediksi sebelumnya, akan banyak terdapat “bangku kosong” di sekolah negeri Kota Cirebon. Hal itu bukan berarti banyak siswa yang enggan sekolah, namun sebaran distribusi siswa sekolah negeri yang masih timpang dan tak merata.

Sekolah dalam kategori favorit terus diburu oleh orangtua siswa yang kadang memaksakan kehendak. Ditambah, banyak tekanan akan siswa yang dititipkan pejabat tertentu semakin memperburuk citra PPDB tahun ini.

Sebagai contoh, di SMAN 1 Cirebon, meski telah dibatasi agar tiap rombongan belajar atau kelas berisikan paling banyak 36 siswa, namun faktanya jumlah siswa yang mendaftar masih saja membeludak. Total, ada 500 lebih siswa yang mendaftar di SMAN 1 Cirebon dalam Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), padahal dalam batas kuota di PPdb online, SMAN 1 Cirebon hanya dibatasi menerima 280 siswa.

Tak berbeda jauh, di SMAN 7 Cirebon menerima lebih dari 400 siswa dengan 10 rombel atau kelas. Idealnya, dengan jumlah siswa maksimal 36 dalam satu kelas, sekolah itu hanya dibatasi hingga 360 siswa saja. Namun, Wakasek Kurikulum SMAN 7 Cirebon, Wawan Muswana pun punya jawaban tersendiri.

“Kita juga guru-guru sebenarnya terbentur aturan, ada aturan sertifikasi yang menyebut guru harus memiliki jumlah jam mengajar sebanyak sekian jam. Ya kalau mau mencapai target itu kan jumlah kelas mau gak mau ditambah,” terang Wawan Muswana.

Di lain pihak, banyak sekolah yang terpaksa mengurangi jumlah rombel karena sepi peminat. Di SMPN 14 Cirebon, hanya menerima 190 siswa, padahal, dengan sembilan rombel, sekolah tersebut bisa menerima hingga 340 siswa.

Kepala SMPN 14 Kota Cirebon, Suwarsih mengatakan, pada PPDB tahun ini minat pendaftar ke sekolahnya masih minim. Awal siswa yang mendaftar di SMPN 14 Kota Cirebon setelah pelaksanaan PPDB online berjumlah 215 siswa. Akan tetapi, sekitar 25 orang siswa tidak mendaftar ulang.

BACA JUGA:  Diduga Sering Membuat Resah Warga 7 Pemuda Diciduk Polisi

“Kami terpaksa mengurangi rombel yang semula sembilan rombel menjadi tujuh rombel saja,” terang Suwarsih. (Wilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *