CIREBON (CT) – Kisruh aktivitas batubara di Kota Cirebon makin memanas. Di pintu masuk Pos III Pelabuhan Muara Jati Kota Cirebon, ratusan massa dari Asosisasi Pengusaha Batubara Cirebon (APBC), yang terdiri dari pengusaha, karyawan hingga sopir truk menggelar unjuk rasa menuntut adanya solusi soal polemik bongkar muat batubara di Kota Cirebon.
Ketua Asosisasi Pengusaha Batubara Cirebon (APBC), Achmad Berliana Zulkifli dalam orasinya meminta pihak Pelindo, untuk melengkapi berkas yang diminta Kementeri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) soal analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) aktivitas batubara di Kota Cirebon. Hal tersebut demi terus berjalannya usaha pengangkutan batubara yang terancam berhenti, menyusul banyaknya gelombang penolakan dari masyarakat.
“Kami minta sesegera mungking Pelindo melengkapi berkas yang diminta Menteri Lingkungan Hidup, kita semua butuh kepastian, kita cari makan dari sini (aktivitas batubara), kita juga butuh makan,” seru Achmad.
Di pihak lain, Humas PT Pelindo II Cabang Cirebon, Yossianus Marciano memaparkan bahwa pihaknya sudah mengupayakan semua berkas yang diminta pemerintah. Namun, ia juga minta dicarikan solusi mengenai aktivitas batubara langsung dari pemerintah, bukan melalui surat yang diserahkan melalui KSOP Cirebon.
“Kami terus patuh dengan aturan pemerintah, tolong segera carikan win win solution dari masalah ini bukan melulu melalui surat, yang jadi masalah itu debu batubara, bukan batubaranya. Kami sudah patuhi untuk berhenti sementara, tapi para teman-teman juga butuh usaha, butuh makan, kita makan dari batubara ini,” jelas Yossianus.
Sementara itu, Kepala KSOP Pelabuhan Muara Jati Kota Cirebon, Rivolindo berjanji akan menindaklanjuti tuntutan dari massa. Ia juga berjanji akan berkoordinasi dengan pemerintah soal batubara sesegera mungkin.
“Kami akan tindaklanjuti ini (tuntutan massa) hari ini juga, masalah batubara harus diselesaikan sesegera mungkin,” tegas Rivolindo. (Wilda)