oleh

Naik Bus Ekonomi

Oleh DADANG KUSNANDAR*

BUS ekonomi ke dan dari Jakarta Cirebon (sejak manajemen kereta api membaik) sepi penumpang. Waktu tempuh bepergian menggunakan bus ekonomi tidak secepat dulu lagi. Fasilitas tol Cipali digunakan.

Jalur pantura yang menjanjikan banyak penumpang akhirnya dipilih untuk kejar setoran. Bagi penumpang yang butuh ketepatan waktu, tentu saja merepotkan. Bayangkan dari Kedawung Cirebon hingga pintu masuk tol Cikampek menelan waktu 4 (empat) jam. Dan 2 (jam) dari Cikampek ke Bekasi Timur.

Perjalanan pun melelahkan. Namun bagi penumpang bus ekonomi keadaan itu sepertinya tidak dipusingkan. Yang penting datang ke tujuan dengan selamat.

Ketika bus parkir menanti penumpang (ngetem), pedagang asongan dan pengamen menyerbu masuk. Ingar bingar dan pengap. Tetapi asap rokok tetap tampak. Kepulannya menambah pengap suasana di dalam bus.

Memasuki Eretan Kabupaten Indramayu pengamen karaoke masuk. Kadang sendiri. Kadang berdua. Perempuan bergincu berpakaian ketat yang hampir tiap hari turun naik bus ekonomi sambil membawa alat karaoke sederhana, tak pelak jadi bahan godaan penumpang iseng.

Sebelum “manggung” ia minta kru bus mengecilkan suara lagu dari dvd. Diawali ucapan terima kasih kepada pak sopir, mas kondektur, penumpang yang cantik dan ganteng ~ia pun membawakan tembang pantura.

Usai menyodorkan kemasan bekas permen ia duduk di samping supir, di atas jok kap mesin. Candanya dengan supir dan kondektur pun terdengar penumpang yang duduk di baris bangku depan. Namun ia tak peduli. Karena hal itu dianggap biasa.

Sesekali cobalah naik bus ekonomi ke Jakarta, suguhan lagu dangdut pantura Cirebon akan menghibur Anda. []

*Penulis lepas, tinggal di Cirebon

Komentar