Mitos Tiongkok

  • Bagikan

Oleh JEREMY HUANG WIJAYA*

DARI buku “1000 Hati Satu Hati Confusius, Front The Heart” karangan Yu Dan Penerbit Gerbang, Kebajiksanaan Fu menjelaskan tentang Pan Gu yang memisahkan langit dan bumi. Pemisahan ini bukan merupakan Perubahan yang mendadak seperti pada mitos penciptaan di dunia barat, yang mungkin menduga Pan Gu mengambil sebuah kapak besar dan memisahkannya dengan sekali pukul, kemudian cahaya keemasan akan muncul di segala arah, dan semua muncul seketika. Hal ini bukan gaya orang Tionghoa.

Orang Orang Tionghoa kuno terbiasa dengan jenis cerita seperti yang dijelaskan dalam San Wu Li Ji, sejarah orang-orang Tionghoa paling awal, yang didalamnya terdapat cerita, bagaimana dunia ini diciptakan. Dalam cerita ini kita menemukan bahwa penciptaan merupakan suatu proses yang panjang, perlahan tenang dan penuh antisipasi;

Dalam buku tersebut, Kebajikan Fu juga menuliskan mitos Tiongkok Kuno mempercayai Langit dan bumi, tercampur aduk dalam suatu telor kosmik selama delapan belas ribu tahun, dan Pan Gu hidup di tengah tengahnya. Langit dan bumi kemudian terpisah. Unsur Yang yang murni berubah menjadi langit, unsur yin yang berat berubah jadi bumi. Pan Gu berada diantaranya, sembilan perubahan dalam satu hari, Tian, Tuhan Yang Maha Esa di langit dan seorang bijaksana di Bumi. Setiap hari langit naik sepuluh kali lebih tinggi, bumi menjadi lebih tebal, sepuluh kaki. Dan Pan Gu menjadi sepuluh kaki lebih tinggi. Ketika Dia mencapai usia delapan belas ribu tahun, langit menjadi tinggi tak terhingga, dan bumi menjadi tak terhingga dan Pan Gu menjadi tinggi tak terhingga pula.

Selanjutnya ,langit dan bumi terpisah, tidak dalam arti suatu bentuk padat terpisah dua dengan tiba-tiba, tetapi lebih sebagai pemisahan bertahap dari dua unsur yang ringan, yaitu unsur Yang Murni naik menjadi langit dan yang berat yaitu unsur Yin turun menjadi bumi.

BACA JUGA:  Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Jabar, untuk Siapa ?

Namun hal itu bukan menjadi akhir pemisahan langit dan bumi. Prosesnya baru saja dimulai.

Perhatikan bagaimana orang Tiongkok kuno banyak memperhatikan tentang perubahan. Lihat Pan Gu diantara langit dan bumi menjalani sembilan perubahan dalam sehari, seperti halnya bayi yang baru lahir, mungil, perubahan yang hampir tak terlihat setiap hari.

Dari buku tersebut juga menjelaskan, ada suatu tahapan dalam perubahan yang diungkapkan dalam cerita sebagai ‘Tian’, Tuhan Yang Maha Esa di langit. Untuk orang Tiongkok kuno, pemikiran kekuasaan di dua dunia tersebut adalah jalan ideal dari semua mahluk, satu dari yang seharusnya kita semua cita-citakan. ‘Langit’ tempat Idealisme dapat mengepakkan sayap dan terbang bebas tanpa harus berkompromi dengan segala peraturan dan rintangan di dunia nyata; dan kemampuan untuk menjaga kaki kita berpijak kuat di tanah, sehingga dapat menempuh jalan kita di dunia nyata.

Tulisan di atas mengandung filosofi orang-orang yang memiliki ambisi tanpa realita adalah pemimpi, bukan idealis, yang hanya memiliki bumi tanpa langit adalah orang yang tekun tetapi lambat, bukan realistis.

Idealiasme dan realistis adalah langit dan bumi kita. Kong Fu zi melihat dunia dengan cara tersebut sehingga manusia patut dihormati, dan manusia harus menghormati dirinya sendiri dan harus menghormati sesama. []

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *