Citrust.id – Rencana penerapan tatanan baru atau New Normal di Kabupaten Kuningan, untuk dunia pendidikan, seperti pesantren, dinilai belum siap. Salah satu alasannya, simulasi protokol Covid-19 yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Kuningan belum dilakukan.
Anggota DPRD Kabupaten Kuningan Komisi II, Susanto, mengatakan, wacana New Normal harus berdasarkan data yang valid, dalam arti pelonggaran PSBB. New Normal tidak hanya diartikan sebagai pakai masker, cuci tangan, di rumah saja, dan jaga jarak. Pelonggaran dan penghapusan PSBB juga harus didukung dengan data valid.
Menurutnya, hanya beberapa sektor yang sudah disiapkan, seperti tempat ibadah, mal, kantor dan pasar tradisional. Sedangkan untuk sekolah dan pesantren hingga saat ini belum disiapkan.
“Puluhan ribu, bahkan jutaan santri se-Indonesia ada di ratusan pesantren. Kita tidak pernah mendengar adanya simulasi protokol Covid-19 dan dukungan yang disiapkan oleh pemda masing masing di pesantren. Jangan lupa, pendidikan juga kena dampak,” ujarnya.
Susanto pun masih mempertanyakan bentuk bantuan pemerintah terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta seperti pesantren.
“Bukan hanya tentang belajar, tapi juga hidup para santri terkena dampak. Orang tua mereka juga terkena dampaknya hingga tidak bisa membayar akomodasi,” tambahnya
Susanto pun meminta pemda memberikan perhatian khusus untuk pesantren. Lembaga pendidikan dan esantren harus menjadi perhatian khusus.
“Kita tahu, lembaga pendidikan jadi bagian penting dari perjuangan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,” pungkasnya. (Andin)