Jelang Imlek, Emas Berjangka Merangkak Naik

  • Bagikan
Jelang Imlek, Emas Berjangka Merangkak Naik
Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman. (Foto: Haris/Citrust.id)

Citrust.id– Jelang tahun baru Imlek 2574 Kongzili/2023, harga emas di pasar berjangka merangkak naik. Mengawali tahun 2023, emas berada di kisaran $1.830/toz. Per hari ini atau Senin (16/1/2023), emas beranjak tidak jauh dari posisi $1.950/toz atau naik 120 poin.

Kenaikan emas berjangka jelang Imlek itu sesuai dengan analisa Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman, saat sesi wawancara pada 16 Desember 2022. (Baca: EWF Cirebon: Tahun Depan Emas Berjangka Bakal Lebih Bersinar).

Saat itu, Ernest Firman memprediksi, pada tahun 2023, emas bergerak di angka $1.700/toz sampai $2.000/toz. Salah satu variable yang mempengaruhinya adalah momen Imlek, di samping kenaikan suku bunga The Fed dan isu resesi global.

“Mengawali tahun ini atau per 1 Januari 2023, emas berada di level $1.830/toz. Hari ini atau jelang Imlek, emas di posisi $1.950/toz atau naik 120 poin. Hingga puncak momen Imlek nanti, kalau masih naik bisa sedikit lagi hingga $1.960/toz. Bisa juga tembus sampai $2.000/toz, meski agak berat,” jelas Ernest, Senin (16/1/2023).

“Masih ada waktu beberapa hari ke depan bagi pelaku pasar yang ingin memanfaatkan momen Imlek dengan mengambil posisi buy, walau tidak terlalu maksimal. Ke depan, pelaku pasar bisa mempertimbangkan opsi jual saat harga emas turun,” imbuh Ernest.

Setelah injak gas sejak awal tahun hingga Imlek, emas akan memasuki masa cooling down. Usai Imlek, logam kuning tersebut bakal melemah. Penurunan itu sekaligus menyambut isu kenaikan suku bunga The Fed dan resesi global.

“Pada rentang tiga sampai lima minggu setelah momen Imlek, kemungkinan yang bisa terjadi adalah emas akan terkoreksi sejenak. Emas akan turun di level $1.860/toz atau balik ke angka awal, yakni $1.830/toz,” ujar Ernest.

BACA JUGA:  Jelang Imlek, Warga Tionghoa Lakukan Sejumlah Ritual

Pada Februari nanti, lanjut Ernest, The Fed rencananya kembali menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin atau 0,25 persen. Meski tidak terlalu besar, kenaikan tersebut mempengaruhi harga emas berjangka. Jika suku bunga naik, nilai dolar ikut terangkat. Waktu atau timingnya tepat, karena sejalan dengan harga emas yang secara teknikal mengalami penurunan.

“Selanjutnya, isu resesi global masih tetap berjalan. Meski begitu, tahun ini masih milik emas berjangka. Jika resesi terjadi, investor akan mencari instrumen investasi atau aset yang aman, yakni emas,” terang Ernest Firman. (Haris)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *