Hama Tikus Merajalela, Hasil Panen Turun 50 %

MAJALENGKA (CT) – Petani di wilayah selatan Majalengka yang meliputi kecamatan Maja, Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg, Lemahsugih dan Malausma mengeluhkan merajalelanya hama tikus yang menyerang tanaman padi sehingga mengakibatkan hasil panen merosot sampai 50 %.

“Hasil panen musim tanam kali ini merosot tajam hingga mencapai 50 % karena serangan hama tikus yang merajalela menyerang tanaman padi ketika mulai berbulir,” kata Yaya (45) seorang petani di Desa Paniis Kecamatan Maja, Sabtu (6/12).

Bahkan menurut Yaya, hama tikus juga menyerang tanaman padi yang baru ditebar dan dimakan sampai ke akar-akarnya sehingga petani terpaksa tidak menanam padi dan beralih ke palawija seperti tomat dan cabai.

“Merajalelanya hama tikus membuat hasil panen yang biasanya mencapai 1 ton gabah turun drastis mencapai 50% sehingga hanya menghasilkan 5-6 kuintal gabah, kami bingung cara membasmi tikus ini karena meski sudah memakai racun tikus namun tetap saja tikus tidak hilang,” ungkapnya.

Hal senada dikatakan Wahyudin petani di Desa Sindangpala Kecamatan Banjaran. Menurutnya maraknya tikus di sawah membuat hasil panen menurun sampai 50 % bahkan ada yang sampai gagal panen total.

“Kami bersama kelompok tani (poktan) bahkan sering mengadakan operasi massal pemusnahan hama tikus ini dengan menyemprotkan racun tikus, dan digembos dengan menggunakan belerang ke lubang tikus bahkan sampai diburu menggunakan Anjing namun hama tikus tetap banyak,” ungkapnya.

Sama halnya yang dialami oleh Tatang (45) petani di Kecamatan Cikijing, menurutnya maraknya hama tikus bukan hanya menyerang padi yang mulai beukah atau berbulir namun juga menyerang bibit padi yang baru disemai.

“Saya sampai bingung bagaimana mengatasi serangan Tikus tersebut, bibit padi yang baru disemai juga terpaksa dibungkus dengan plastic agar tidak dimakan Tikus,” jelasnya.

BACA JUGA:  Satori: Corona Berdampak terhadap Perekonomian Indonesia

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka H. Wawan Suwandi ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan bahwa Distankan menyediakan racun pembasmi tikus yang efektif.

“Bagi para petani yang sawahnya terserang hama tikus melalui Poktan tinggal mengajukan surat permohonan yang diketahui oleh Kepala Desa masing-masing maka kami akan memberikan obat pembasmi tikus berbentuk persegi empat yang bernama anti kogulan,” jelasnya.

Kelebihan racun ini menurut H. Wawan berbeda dengan racun tikus lainnya yang bisa membunuh tikus seketika, namun anti kogulan ini baru bereaksi setelah 3 hari sampai satu minggu.

“Kalau tablet racun tikus biasanya yang disebar saat itu juga membuat tikus mati sehingga membuat tikus lainnya curiga dan tidak mau memakan tablet tersebut, namun dengan anti kogulan ini, begitu disebar di sawah dan dimakan tikus, baru setelah 3 hari sampai satu minggu tikus-tikus tersebut mati sehingga efektif,” jelasnya. (CT-110)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *