EWF Cirebon Tunjang Minat Baca melalui Literasi Digital

Citrust.id – PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon tunjang minat baca di kalangan anak muda melalui literasi digital. Hal itu tidak terlepas dari tingkat minat baca melalui literasi digital yang dinilai masih rendah.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi rendahnya minta baca. Mulai dari ketergantungan pada teknologi, kurangnya akses terhadap bahan bacaan, hingga kurangnya motivasi.

Kepala Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman, memaparkan, penggunaan gadget dan media sosial membuat banyak anak muda lebih tertarik menghabiskan waktu dengan aktivitas online, dari pada membaca buku atau bahan bacaan lainnya.

Beberapa komunitas atau wilayah masih memiliki akses terbatas terhadap perpustakaan atau toko buku. Kurangnya akses itu dapat menghambat minat baca pemuda.

“Tak hanya itu, kurangnya motivasi untuk membaca juga dapat menjadi faktor utama rendahnya minat baca. Ketika anak muda tidak melihat manfaat atau kesenangan dalam membaca, mereka cenderung mengabaikan kegiatan tersebut,” ujar Ernest, Kamis (13/6/2024).

Menurutnya, minat baca yang rendah dapat berdampak pada keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai topik. Kondisi itu dapat menghambat perkembangan intelektual seseorang. Rendahnya minat baca pun berdampak kepada rendahnya keterampilan literasi, seperti kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis.

Keterbatasan imajinasi dan kreativitas juga bisa menjadi dampak akibat minat baca yang rendah. Membaca merupakan salah satu cara terbaik untuk merangsang imajinasi dan kreativitas. Rendahnya minat baca dapat menghambat perkembangan imajinasi dan kreativitas seseorang.

“Beberapa poin dampak di atas menjadi hal yang perlu kita perhatikan. EWF hadir sebagai platform penyedia pengembangan keterampilan soft skill bagi pemuda, khususnya, dan masyarakat secara umum,” ungkap Ernest.

Dikatakan Ernest, ada sejumlah solusi untuk meningkatkan minat baca. Antara lain, promosi literasi di sekolah, membangun kebiasaan membaca, dan memanfaatkan teknologi dengan bijak.

BACA JUGA:  Kurban Iduladha 1443 H, EWF Cirebon Tumbuhkan Empati kepada Sesama

Sekolah dapat mempromosikan literasi dengan mengadakan kegiatan membaca, mengundang penulis atau pembicara buku, dan menyediakan akses mudah ke perpustakaan.

Sedangkan orang tua dan guru dapat membantu membangun kebiasaan membaca dengan memberikan contoh, memberikan dorongan, dan memberikan pujian atas prestasi membaca.

Teknologi juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan minat baca. Aplikasi e-book, audiobook, dan platform pembelajaran digital, dapat menjadi alternatif yang menarik untuk membantu pemuda membiasakan diri dengan membaca.

“Solusi untuk menignkatkan minat baca bisa dilakukan melalui pemahaman tentang hal perkembangan zaman. Dengan demikian, masyarakat tergugah untuk belajar dan menyesuaikan zaman. Dalam hal ini, EWF menyediakan pendidikan literasi digital dalam meningkatkan masyarakat digital,” kata Ernest Firman.

Meningkatkan Minat Baca Melalui Literasi Digital

1. Membangun akses yang mudah. Literasi digital memungkinkan akses yang mudah terhadap berbagai jenis materi bacaan, mulai dari e-book hingga artikel online.

Membangun koleksi bahan bacaan digital yang bervariasi dan menarik dapat meningkatkan minat baca. Remaja dapat dengan mudah menemukan bahan yang sesuai dengan minat dan preferensi mereka.

2. Memanfaatkan teknologi interaktif aplikasi dan platform digital dapat memberikan pengalaman membaca yang lebih interaktif.

Misalnya, audiobook yang dilengkapi dengan fitur interaktif, seperti ilustrasi animasi atau pertanyaan pemahaman, dapat membuat pengalaman membaca menjadi lebih menarik dan menghibur bagi remaja.

3. Mendorong kolaborasi dan berbagi. Literasi digital memungkinkan remaja untuk terlibat dalam komunitas online yang mempromosikan budaya membaca.

Melalui forum diskusi, grup baca, atau media sosial, mereka dapat berbagi pengalaman membaca, merekomendasikan buku, dan mendiskusikan ide-ide dengan sesama pembaca, yang dapat meningkatkan motivasi dan kegembiraan dalam membaca.

4. Mengintegrasikan konten multimedia. Remaja cenderung lebih tertarik pada konten multimedia, seperti video atau gambar, daripada teks tulisan.

BACA JUGA:  Jelang Imlek, Emas Berjangka Merangkak Naik

Oleh karena itu, memanfaatkan konten multimedia dalam literasi digital, seperti video pembelajaran atau buku digital dengan ilustrasi animasi, dapat membuat pengalaman membaca menjadi lebih menarik dan relevan bagi mereka.

5. Menggunakan game edukasi. Permainan edukasi atau aplikasi pembelajaran yang berbasis game dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan minat baca.

Misalnya, permainan teka-teki kata atau simulasi perpustakaan virtual dapat memicu rasa ingin tahu dan keingintahuan remaja terhadap dunia literasi.

6. Menyediakan dukungan dan pemantauan. Penting untuk menyediakan dukungan dan pemantauan yang kontinu terhadap aktivitas membaca remaja melalui literasi digital.

Mendukung mereka dalam menemukan bahan bacaan yang sesuai, memberikan dorongan, dan memberikan umpan balik positif atas upaya membaca mereka, dapat membantu mempertahankan minat baca mereka.

Ernest Firman melanjutkan, EWF bisa berperan sebagai fasilitator anak muda, dalam mengembangkan ide kreatif dan bisnis, dunia sosial media (TikTok dan lain-lain), serta pengembangan digitalisasi dalam proses bisnis.

Selain itu, masih banyak pendidikan serta training yang EWF hadirkan, yang bisa meningkatkan modal literasi digital anak muda. Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan ide bisnis, baik dalam hal teori maupun praktek.

“EWF memberikan pembelajaran serta pendidikan di ranah media sosial dalam mewujudkan masyarakat digital,” ucapnya.

Ernest Firman menambahkan, pihaknya tidak bosan, setiap saat memberikan sosialisasi lewat forum atau seminar, baik yang diadakan EWF Cirebon maupun bekerja sama dengan pihak lain, seperti universitas dan lembaga pendidikan.

“Kami juga melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat dan sosialisasi edukasi lewat media massa dan sosial media,” pungkasnya.

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang
Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang. (Foto: Ist.)

Senada, Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang, menuturkan, masih sangat penting untuk meningkatkan kegiatan literasi, terutama tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, terlebih di sentra-sentra produksi komoditi dan pertambangan.

BACA JUGA:  EWF Cirebon bersama UGJ Bangun Ekosistem Kemitraan Positif

“Kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman sekaligus mengikuti perkembangan industri, baik domestik maupun global,” ujarnya, saat dihubungi Citrust.id.

Untuk menggalakkan literasi PBK, lanjut Paulus, JFX telah menggelar sosialisasi dan edukasi ke daerah sentra produksi, dunia akademisi, pedagang fisik, dan investor.

Hal itu juga dilakukan untuk penyebaran informasi atau diseminasi harga atas komoditi-komoditi unggulan di Indonesia.

Saat ini, tingkat pemahaman terkait PBK, khususnya di kalangan anak muda, telah meningkat pesat. Itu karena kegiatan edukasi dan sosialisasi makin tinggi, baik secara grup diskusi, perkuliahan, maupun komunitas di kalangan milenial.

Stephanus Paulus Lumintang mengajak pelaku industri PBK untuk lebih menggalakkan literasi, agar kalangan muda lebih melek PBK.

“Pelaku industri harus membuat penjelasan lebih singkat dan sederhana, ditunjang dengan teknologi yang update, serta memberikan pemahaman tentang manfaat dan kesempatan untuk berkontribusi dalam PBK,” pungkasnya. (Haris)

Komentar