Citrust.id – PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon bersama Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Membangun Ekosistem Kemitraan Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri”.
Penandatangan MoU dan FGD itu berlangsung di Kampus I UGJ, Jl. Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (18/7/2024).
Pada kesempatan tersebut, hadir Rektor UGJ, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, SP, MM, Wakil Rektor IV, Dr. Cita Dwi Rosita, S.Pd., M.Pd., serta Kepala Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman.
Ernest Firman memaparkan, Mou antara UGJ Cirebon dengan EWF Cirebon dapat menjadi alat yang efektif, dalam memfasilitasi kemitraan yang berkelanjutan.
“Kemitraan ini juga bagian dari penerapan tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Ernest Firman, membangun ekosistem kemitraan yang kuat, antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri, memerlukan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menciptakan kemitraan yang efektif:
I. Program Magang (Internship)
Program magang adalah cara yang efektif untuk menghubungkan mahasiswa dengan dunia kerja secara langsung.
Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
a. Penyusunan Program Magang yang Terstruktur
Perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk merancang program magang yang memberikan pengalaman praktis yang berharga kepada mahasiswa.
b. Monitoring dan Evaluasi
Penting untuk memantau perkembangan mahasiswa selama magang dan mengevaluasi efektivitas program tersebut, baik dari perspektif mahasiswa maupun perusahaan.
II. Penelitian Bersama
Kolaborasi dalam penelitian antara perguruan tinggi dan industri dapat meningkatkan relevansi penelitian akademis dan solusi praktis untuk industri. Langkah-langkahnya termasuk:
a. Identifikasi Area Penelitian yang Relevan
Perguruan tinggi dapat memprioritaskan area penelitian yang relevan dengan kebutuhan industri dan membangun kolaborasi dengan perusahaan untuk menggarap masalah-masalah tersebut.
b. Pengajuan Proposal Penelitian Bersama
Proses pengajuan proposal penelitian bersama antara perguruan tinggi dan perusahaan, dengan mempertimbangkan sumber daya dan keahlian yang masing-masing pihak miliki.
III. Seminar dan Workshop
Mengadakan seminar dan workshop adalah cara yang baik untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan antara perguruan tinggi dan industri. Langkah-langkahnya meliputi:
a. Identifikasi Topik yang Relevan
Pilih topik-topik yang relevan dan menarik bagi kedua belah pihak, yang dapat memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan.
b. Mengundang Narasumber yang Kompeten
Undang para ahli dan praktisi industri untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkini.
IV. Pendistribusian Tenaga Kerja
Memastikan lulusan perguruan tinggi memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri adalah kunci utama. Langkah-langkahnya termasuk:
a. Pengembangan Kurikulum yang Berorientasi pada Industri
Perguruan tinggi perlu mengadaptasi kurikulum mereka untuk mencakup keterampilan yang diperlukan oleh industri.
b. Peningkatan Keterlibatan Industri dalam Proses Pembelajaran
Melibatkan industri dalam pengajaran dan evaluasi dapat membantu memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan relevan dan sesuai dengan praktik terkini.
c. Jaringan Alumni dan Peluang Kerja
Bangun jaringan alumni yang kuat untuk memfasilitasi penempatan kerja dan pertukaran informasi tentang peluang kerja di industri.
V. Program Mendukung MBKM
(Merdeka Belajar Kampus Merdeka)
Inisiatif MBKM yang mendukung fleksibilitas dalam pemilihan mata kuliah dan pengalaman belajar juga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kemitraan dengan industri:
a. Pengembangan Program Tambahan dan Sertifikasi
Perguruan tinggi dapat menawarkan program-program tambahan atau sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan industri, yang dapat diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian dari MBKM.
b. Pengakuan Pengalaman Lapangan
Industri dapat memberikan masukan tentang pengalaman lapangan yang diakui sebagai bagian dari kredit akademis di bawah inisiatif MBKM.
Ernest Firman menambahkan, dengan mengintegrasikan langkah-langkah itu secara sistematis, perguruan tinggi dapat membangun ekosistem kemitraan yang bermanfaat bagi semua pihak.
Selain itu, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menghasilkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja sesuai dengan tuntutan industri saat ini.
“Kemitraan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan, tidak hanya dalam mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas, tetapi juga dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat, melalui program tridarma perguruan tinggi yang terintegrasi dengan baik,” pungkasnya. (Haris)