Majalengkatrust.com – Rencana operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka pertengahan 2018 mendatang, membuat Pemkab Majalengka turut mempersiapkan diri menyambut hal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Majalengka, Yusanto Wibowo mengatakan pihaknya membuat kajian untuk membuat terminal transit atau tujuan sebelum warga ke Bandara.
“Kalau terminal di Bandara sendiri pastinya dikelola oleh Kemenhub, kita sedang membuat kajian agar Majalengka punya terminal transit atau terminal tujuan sebelum warga ke Bandara di Kertajati,” ungkap Wibowo, Senin (27/02).
Terminal itu, kata dia akan menampung kendaraan dari Jawa Barat bagian Timur seperti Ciamis, Banjar, Kuningan, Cirebon dan Jawa Tengah sebelum ke Bandara, karena ke Bandara memerlukan angkutan khusus.
Dikatakan dia, terminal tersebut bisa memakai terminal Cigasong atau mengefektifkan terminal Cipaku di Kadipaten.
“Karena dari Cigasong via Jatiwangi ke Kadipaten dan ke Bandara jalannya sudah diperlebar jadi memungkinkan, dan mau tidak mau Majalengka harus punya terminal tujuan yang optimal fungsinya,” ungkap dia.
7 terminal angkutan umum yang ada di Kabupaten Majalengka hanya dua yang masih berfungsi secara baik masing-masing Rajagaluh dan Maja, selebihnya tak berfungsi secara oftimal .
Wibowo mengatakan tidak berfungsinya sejumlah terminal tersebut karena letak terminal sebagian tidak berada di pusat keramaian seperti halnya, Rajagaluh.
Terminal lain jauh dari Pasar kalaupun ada seperti Pasar Majalengka letaknya berada di belakang sehingga penumpang lebih memilih berada di depan menyetop kendaraan di mana saja.
Berbagai upaya untuk mengaktifkan kembali terminal telah menurut Yusanto Wibowo telah dilakukan namun ternyata disejumlah tempat tidak berhasil akibat prilaku penumpang yang memilih naik kendaraan angkutan umum di jalan atau dipersimpangan.
“Kami kini sedang merancang dan melakukan pemetaan bagimana penempatan terminal agar bisa berfungsi secara oftimal. Apakah pengalihan terminal atau membuat tempat keramaian agar bisa dikunjungi penumbang. Karena orang mau singgah diterminal harus ada tujuan,” kata dia.
Karena kurang berfungsinya terminal menurutnya, kini para petugas TPR terpaksa harus mengejar kendaraan kesejumlah tempat agar retribusi bisa ditarik dari pengemudi angkutan umum, termauk mencegat kendaraan di jalanan.
Sementara itu terminal Rajagaluh kini tetap berfungsi secara baik, semua angkutan dari berbagai jurusan tetap amsuk ke terminal bahkan bis tiga perempat tetap masih mangkal dan menunggu muatan di terminal.
Menurut keterangan Kepala Terminal Rajagaluh, Suwandi, pihaknya bersama stafnya berupaya memaksa semua kendaraan angkutan umum untuk masuk ke terminal. Bila tidak maka pengemudi digiring untuk masuk dan membayar retribusi.
“Sekarang angkutan jurusan Cirebon-Rajagaluh yang biasa masuk ke terminal sebanyak 50 kendaraan, sama halnya dengan jurusan Majalengka-Rajagaluh, jurusan Jatiwangi-Rajagaluh sekitar 49,” kata Sunandi.
Jumlah angkutan bis kini berkurang bahkan bis besar berhenti beroperasi sama sekali akibat tidak adanya penumpang sehingga pengemudi dan pemilik kendaraan rugi dan terpaksa mengandangkan kendarannya. (Abduh)