Majalengkatrust.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka bersama Badan POM menemukan sejumlah makanan yang diperjualbelikan di alun-alun kota Majalengka tidak layak konsumsi karena mengandung bahan pengawet serta zat pewarna pakaian yang dipergunakan untuk mewarnai makanan.
Makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya berdasarkan hasil penelitian BPOM diantaranya adalah sirop, kolak, mie, sosis, bakso, bahan pembuatan lumpia basah, tahu hingga sambal dan sejumlah makanan lainnya.
Pemeriksaan terhadap sejumlah makanan, pihak petugas mengambil sejumlah sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan dan langsung memeriksanya di gazebo alun-alun kota Majalengka.
Kepala Bidang Pengawasan Perijinan Makanan Minuman dan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Sumarto, mengatakan pemeriksaan terhadap sejumlah makanan di Alun-alun tersebut, untuk memastikan bahwa makanan yang diperjual belikan para pedagang aman untuk dikonsumsi masyarakat Majalengka.
Apalagi saat ini bulan ramadhan jangan sampai makanan yang dikonsumsi dengan kondisi perut kosong ternyata berbahaya untuk dimakan.
“Kami mengambil sampel makanan dan minuman seperti kolak, mie ayam, seblak, es buah, gorengan, sosis dan sejumlah makanan lainnya,” ungkap Sumarto, Jumat (09/06).
Hasilnya dari sejumlah makanan tersebut mengandung zat berbahaya baik dari zat pewarna ataupun mengandung bahan pengawet mayat. Dan itu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi.
“Ada sejumlah makanan yang mengandung pengawet mayat serta pewarna berbahaya. Terhadap para pedagang telah dihimbau agar tidak menjual barang dagangan yang berbahaya,” kata Sumarno.
Mumun dan Riki dua pedagang mengaku gembira dengan adanya pemeriksaan makanan secara mendadak tersebut agar pedagagng bisa berjualan dengan aman jika makanan yang diperjualbelikannya aman dikonsumsi dan sehat.
Diapun khawatir bila makanan yang dijualnya tersebut berbahaya karena mengandung pengawet hingga berdampak pada terganggunya kesehatan konsumen.
“Bersyukur ada pemeriksaan walaupun takut juga makanan yang kami jual mengandung zat berbahaya, karena akhirnya pembeli bakal berkurang, namun bersyukur ternyata girengan yang kami jual aman,” jelas dia. (Abduh)