Citrust.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, memaparkan, berdasarkan progres cakupan vaksinasi Covid-19 di kabupaten dan kota di Jawa Barat, ada tiga daerah yang memiliki cakupan vaksinasi tertinggi.
Pertama, Kota Cimahi disusul Kota Bandung lalu Kota Cirebon. Cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kota Cirebon sebanyak 66,99 persen dan dosis kedua 52,87 persen.
“Untuk cakupan vaksinasi Covid-19 warga lanjut usia (lansia), Kota Cirebon masuk urutan keempat setelah Kota Bogor, Kota Cimahi dan Kota Bandung. Vaksin dosis pertama sebanyak 24,61 persen dan dosis kedua 17,67 persen,” ujarnya, Jumat (4/6).
Dikatakan Agus, tingginya cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon dikarenakan sejumlah langkah strategis yang dilakukan.
Pada awal vaksinasi Covid-19, warga yang divaksin mencapai 600-an orang setiap hari. Angka itu dianggap belum cukup tinggi karena hanya mengandalkan jaringan puskesmas.
Selanjutnya cakupan vaksinasi harian ditingkatkan antara 1.500 hingga tiga ribu orang perhari. Caranya dengan menjalin kerja sama dengan rumah sakit pemerintah, swasta, politeknik, fakultas kedokteran, dan layanan kesehatan lainnya. Dengan demikian, mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon.
“Vaksinasi Covid-19 untuk lansia tidak secepat sebelumnya karena tergantung ketersediaan vaksin yang datang. Namun, kemarin sudah datang lagi 450 multidos vaksin. Diharapkan bisa mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk lansia,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Katibi, menjelaskan, hingga 1 Juni pihaknya sudah melakukan 9.566 rapid test antigen. Sebanyak 117 orang hasilnya reaktif.
Untuk swab PCR telah dilakukan 33.414 kali tes dengan hasil positif 5.646 orang. Sedangkan yang meninggal dunia hingga 1 Juni ada 213 orang. Pascalibur Idulfitri, pihkanya juga tracing dan testing.
“Sebelumnya, tes PCR kami lakukan hanya 150 perhari menjadi lebih dari 200 tes PCR perhari. Terbanyak pada 24 Mei sebanyak 279 dan 25 Mei ada 265 tes PCR. Testing kami lakukan pada kelompok yang berisiko tinggi dan tempat-tempat keramaian,” tandas Katibi. (Haris)
Komentar