Bupati Cuek, Warga Galang Dana Biaya Transplantasi Hati Bocah Elika

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Warga dan para siswa menggalang dana untuk biaya transplantasi hati, Elika Ayudia Inara (19 bulan) warga RT 06 RW 02, Blok Cantilan, Dusun 0I, Desa Lebakmekar, Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.

Kuwu Desa Lebakmekar, Alek Setiawan mengatakan, penggalangan dana ini untuk membantu biaya pengobatan salah seorang warganya yang terkena kanker hati. Sehingga, membutuhkan biaya yang sangat besar, yakni sekitar Rp.1,28 miliar.

“Kami sengaja mengadakan penggalangan dana ini, agar pihak keluarga terbantu dari segi pembiayaan. Rencana transplantasi dilakukan 18 Februari mendatang, dengan pendonor ayahnya sendiri,” katanya disela penggalangan dana di halaman balai desa setempat, Kamis (28/01).

Dirinya mengucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat dan donatur yang sudah memberikan bantuan. Terutama camat baru, yang bersedia meminjamkan mobil untuk transportasi masyarakat dan keluarga ke Jakarta.

“Saat ini Elika sedang dirawat di rumah sakit Ciptomangunkusumo, Jakarta untuk persiapan transplatansi hati,” terangnya.

Ketika ditanya apakah sudah ada bantuan dari pemerintah daerah, Alex menjawab belum ada. “Mohon kiranya pemerintah daerah dapat memberikan bantuan, karena tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Kami juga, mohon doa pada seluruh masyarakat saat transplantasi berlangsung. Agar tak ada kendala dan Elika kembali normal,” harapnya.

Sementara itu, ditempat berbeda, saat dikonfirmasi ketika melakukan kunjungan kerja di Desa Windujaya, Kecamatan Sedong, Bupati Sunjaya Purwadisastra MM., Msi., terkesan enggan menanggapi masalah tersebut. Ia melempar hal itu agar ditanyakan ke Dinas Kesehatan. “Silakan tanyakan pada Dinkes,” ujarnya singkat.(Riky Sonia)

BACA JUGA:  Uang Sumbangan untuk Bayi Elika Diserahkan Malam Ini
  • Bagikan

Respon (1)

  1. Alhamdulillah,,terimakasih kepada masyarakat desa Lebak Mekar,,,oh iya sedikit koreksi penyakit yang diderita dd Elika bukan kangker hati melainkan Atresia Bilier yaitu suatu kondisi dimana saluran empedu tidak terbentuk secara normal. demikian agar masyarakat lebih paham,,terimakasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *