Cirebontrust.com – Pertemuan antara angkutan konvensional dan online yang dihadiri Kapolres Ciko AKBP Adi Vivid AB, Walikota Cirebon Nasrudin Azis, Komisi I DPRD Kota Cirebon, Kadishub Kota Cirebon, Kepala DKIS, dan Organda, Senin (02/10) yang dijadwalkan pukul 19.00 WIB berjalan alot dan panas.
Pada pertemuan untuk menemukan solusi polemik transportasi di Kota Cirebon itu, masing-masing pihak saling mempertahankan argumentasi dan keinginannya. Pertemuan baru dapat diselesaikan pada pukul 00.30 WIB dini hari yang menghasilkan beberapa kesepakatan bersama. Kesepakatan itu adalah:
Pasal 1, angkutan online tidak boleh menaikan penumpang di lobi mall, stasiun, sekolah dan terminal untuk radius minimal 100 meter dan maksimal 300 meter.
Pasal 2, angkutan online harus mencantumkan atribut dikendaraannya berupa stiker dengan tulisan dan nomor kendaraan yang dapat dibaca jelas, terpasang di kaca depan dan belakang kendaraan saat pengemudi melaksanakan tugasnya. Jika melanggar aturan dapat segera ditindaklanjuti. Selain itu ada pembatasan jumlah armada transportasi online.
Pasal 3, angkutan online harus mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Indonesia.
Pasal 4, angkutan konvesional bebas dari biaya KIR, Pengawasan Trayek dan Ijin Trayek.
Pasal 5, membentuk satgas bersama yang terdiri dari unsur angkutan konvensional dan angkutan online
Pasal 6, apabila terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan ini akan diberikan sanksi sesuai perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani Walikota Cirebon, Kapolresta Cirebon Kota, Ketua Komisi I DPRD Kota Cirebon, perwakilan Organda, perwakilan taxi argo serta perwakilan angkutan online dan konvensional.
Usai pertemuan, Walikota Cirebon Nasrudin Azis mengungkapkan, dirinya berterimakasih kepada Kapolresta Cirebon Kota AKBP Adi Vivid AB yang telah luar biasa ikut membahas permasalahan ini hingga detail.
Walikota mengapresiasi kepada kedua belah pihak, angkutan online maupun konvensional, atas pertemuan ini. Azis juga merasa bangga terhadap angkutan konvensional yang telah bertindak dewasa.
“Ternyata sopir angkutan Kota Cirebon lebih mencintai kotanya daripada kepentingan kelompok. Itu sungguh sangat luar biasa!” katanya. (Haris)