Begini Simpang Siur Tarif Parkir di Kota Cirebon

CIREBON (CT) – Dampak meningkatnya volume kendaraan akibat hadirnya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mulai dapat dirasakan secara langsung oleh warga Kota Cirebon.

Kemacetan panjang, naiknya polusi udara, mobilitas yang semakin tinggi, hingga tata parkir yang semrawut adalah wujud paling pas untuk menggambarkan lalu lintas Kota Cirebon. Untuk masalah parkir, Kota Cirebon punya cerita tersendiri.

Mungkin sebagian dari kita masih banyak yang belum mengetahui, berapa sebenarnya tarif parkir dan di titik mana saja seharusnya kita dibolehkan parkir. Dari pantauan CT, ketidaktahuan pengguna jalan tentang aturan tarif parkir di Kota Cirebon dimanfaatkan oleh juru parkir (jukir) liar dalam meraup untung.

Informasi yang didapat dari Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubinkom) Kota Cirebon, ada sekitar 234 titik parkir resmi yang tercatat di Kota Cirebon, dan ditopang dengan 500 jukir resmi binaan Dishubinkom.

Dalam Perda Nomor 5 dan 6 Tahun 2012, Pemerintah Kota Cirebon mematok tarif parkir sebesar Rp 500 untuk kendaraan beroda dua dan Rp 1.000 untuk kendaraan beroda empat. Banyak dari kita yang belum mengetahui berapa tarif sebenarnya, pada akhirnya mematok tarif sendiri yang jumlahnya jauh lebih besar dari yang sudah diatur.

“Saya biasanya ngasih Rp 2.000 kalo ngasih cuma Rp 1.000 kadang tukang parkirnya gak mau. Bahkan kalau emang gak ada receh terpaksa bayar sampai Rp 5.000,” terang Juan, salah satu pengendara mobil saat ditemui CT di tempat parkir Karanggetas, Kota Cirebon.

Beda Juan beda juga dengan Ratna, pengendara sepeda motor yang sedang memarkirkan kendarannya di sekitar Pasar Kanoman berujar, bahwa ia terpaksa harus membayar jasa parkir dengan jumlah Rp 1.000.

“Dikasih gope (Rp. 500) tukang parkirnya gak mau, padahal pas parkir ga ada orangnya, pas kita mau keluar tiba-tiba nongol tuh tukang parkir,” ketus Ratna.

Argumentasi pun dilontarkan oleh para tukang parkir, entah liar atau resmi, salah satu tukang parkir di wilayah Pasar Kanoman yang tak mau disebutkan namanya berujar bahwa, kemajuan Kota Cirebon haruslah didukung kesejahteraan warga, khususnya para tukang parkir.

“Ngakunya sih Cirebon Metropolitan, bayar parkir masih gope. Bisa apa uang segitu? Jangan munafik mba, kita juga butuh makan lah, tapi ya kita gak maksa juga, mau dikasih gope juga ya mangga, cuma gak layak aja keliatannya,” papar pria bertopi tersebut. (Wilda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *