Majalengkatrust.com – Ratusan hektare sawah di sejumlah desa di Kecamatan Ligung dan Kecamatan Jatitujuh, terendam banjir bandang bahkan tergenang hingga berhari-hari, akibatnya terancam gagal panen.
Areal sawah yang terancam gagal panen tersebut, mencapai sekitar 170 hektare, di antaranya berada di Kecamatan Ligung seluas 127 hektare, seperti berada di Desa Ligung Lor dan Ligung serta Desa Leuweunghapit.
Sisanya sekitar 43 hektare berada di Kecamatan Jatitujuh, antara lain di wilayah Desa Sumber Kulon dan Sumber Wetan.
Sebagian sawah petani, tertutup lumpur akibat terendam banjir, para petani setempat terpaksa harus menanam ulang sawahnya. Karena sebagian hilang terbawa banjir, sebagian lagi diperkirakan membusuk karena lumpur.
Mereka yang masih memiliki sisa bibit padi, berupaya menanaminya kembali, namun sebagian lagi membiarkan sawahnya rusak dengan alasan tidak ada bibit padi.
Juga bila memaksa tanam kembali, biaya yang harus dikeluarkan lebih besar, sementara keuntungan belum tentu diperoleh. Sehingga tanaman padi yang sudah mencapai usianya lebih 1,5 bulan dibiarkan seadanya.
Menurut Waskana dan Wasdi petani di Desa Sumber, sawah di wilayahnya sudah dua kali terkena banjir, kali pertama ketika tanaman padi baru berumur dua minggu akibat luapan air dari sungai Cibuaya.
Saat itu petani berupaya mencari bibit ke wilayah Indramayu, karena bibit padi di wilayah Jatitujuh habis.
“Sekarang terulang lagi dengan kondisi yang sama, bahkan lebih parah karena hujan pada menjelang baru cina terjadi terus menerus akibatnya sungai meluap dan merendam sawah cukup lama,” jelasnya.
Kali ini, kata mereka cukup sulit mencari bibit tanaman padi, sehingga banyak petani yang membiarkan tanamannya rusak.
Di Desa Leuweunghapit dan Ligung rendaman air berasal dari sungai Cikamangi dan Cisambeng, saat banjir dua hari lalu air hingga merendam pemukiman warga sekitar 50 sentimeter. (Abduh)
Komentar