CIREBON (CT) – Ricky Karanda Suwardi (24) adalah anak kampung dari Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, yang telah mengharumkan nama Indonesia di ajang Thomas Cup dan berhasil menembus final. Lepas dari itu, Ricky ternyata sudah mendulang banyak prestasi yang tidak kalah dengan pebulutangkis dunia lainnya.
Awal karir Ricky di dunia bulu tagkis, dirinya pertamakali berpasangan dengan Angga Pratama dan berhasil menyabet gelar internasional, menjuarai Super Series Singapura pada tahun 2015. Ricky yang pada saat itu menduduki peringkat 12 dunia mengalahkan ganda putra peringkat I dunia asal Korea Selatan, Lee Yong Dae/ Yoo Yeo Seong diperempat final, kemudian di semi final mengalahkan ganda putra peringkat 3 dunia asal Jepang Endo/ Hayakawa, dan di final mengalahkan ganda putra peringkat 5 asal Tiongkok Chai/ Hong.
Sebelumnya, pada tahun 2015, Ricky dan pasangannya sempat mengikuti kualifikasi Thomas Cup di India. Untuk yang pertama kalinya, dirinya masuk menjadi tim inti nasional Indonesia di ajang 2 tahunan itu, yang berlangsung di Tiongkok beberapa waktu lalu. Selain itu, pria kelahiran Cirebon, 21 Januari 1992 tersebut, pada tahun 2012 lalu, menyumbangkan medali emas di ajang Sea Games yang berlangsung di Indonesia.
Namun, jauh sebelum menjadi pebulutangkis top dunia, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Suwardi dan Herlina itu, sempat merasakan pahit-getir perjuangan untuk menjadi seperti saat ini. Ricky pada usia 8 tahun dimasukan oleh ayahnya ke Pendidikan dan Latihan (Diklat) Nasional 94 Kota Cirebon, demi mengasah bakat bulutangkis anaknya, hingga meneruskan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Babakan. Di SMP tersebut hanya 1 semester, dan kemudian hijrah ke Tasikmalaya.
Di kota itu, si anak kampung melanjutkan pendidikannya ke SMPN 4 Tasikmalaya, dan juga mengembangkan karir bulutangkisnya di Pusat Pendidikan dan Latihan Pikiran Rakyat (Pusdiklat PR) hingga lulus 2007. Setelah lulus SMP, anak lelaki satu-satunya dari 3 bersaudara itu, direkrut oleh tim Mutiara Cardinal Bandung, yang memaksa Ricky hijrah dan meneruskan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)-nya di Bandung.
Dari situlah, karir Ricky semakin menjulang, dan akhirnya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat memasukan Ricky sebagai peserta kontingen Jabar di cabang olahraga bulutangkis, di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 2012. Di ajang tersebut, cabang yang tidak diunggulkan oleh KONI Jabar itu ternyata tak disangka menyumbangkan 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Sontak, hal itu membuat Pemprov Jabar akhirnya memberikan perhatian lebih dan memberikan hadiah sebuah rumah masing-masing bagi Ricky dan pasangannya.
“Ricky juga pernah menjadi juara Jakarta Open. Dia itu saya latih sejak TK. Saya nggak nyangka Ricky bisa seperti ini. Semoga Ricky bisa mewakili Indonesia di ajang Olimpiade dan menyumbangkan medali emas,” ungkap Suwardi Ayah Ricky, saat berbincang di kediamannya di Desa Babakan Gebang, Dusun 04 RT 03 RW 08, Kecamatan Babakan, Rabu (25/05). (Riky Sonia)