Meski Ditolak Warga, Keluarga Tetap Ingin Makamkan Jenazah Ahmad Muhazan di Kedungwungu

  • Bagikan

INDRAMAYU (CT) – Puluhan warga Desa Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, Minggu siang (17/01) turun ke jalan menolak keras kedatangan jenazah Ahmad Muhazin pelaku teror bom Sarinah Jakarta. Meski belum dipastikan kapan kepulangan jenazah pelaku teror tersebut, warga tetap menentang dan melakukan aksi protes dengan memasang sejumlah spanduk tak jauh dari rumah Ahmad Muhazan.

Aksi ini sebegai bentuk penolakan kedatangan maupun pemakaman, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat, meski pihak keluarga tetap meminta pemakaman dilakukan di desa tersebut. “Mau dimana lagi, keluarga kami sudah tak berdaya, ayahnya Ahmad Muhazan sedang sakit struk, untuk ke Jakarta saja tidak memungkinkan. Kami hanya bisa menunggu kedatangan jenazah untuk dimakamkan disini,” kata Maemunah, ibunda Ahmad Muhazan.

Sementara itu, selain membentangkan spanduk bertuliskan penolakan jenazah teroris, warga juga memasang poster di jalan raya maupun di gang masuk rumah Ahmad Muhazan. Daerah basis santri Nahdlatul Ulama (NU) ini juga melakukan rapat dengan tokoh masyarakat maupun pemuda, terkait kepulangan jenazah Muhazan. Dari rapat tersebut, masyarakat tidak menginginkan Ahmad Muhazan, pelaku teror dimakamkan di Dsa Kedungwungu lantaran dianggap telah mencoreng Islam dan kiprah santri yang selama ini melekat di masyarakat desa.

“Hasil rapat dengan para tokoh dan ulama, memutuskan kami menolak kehadiran dan pemakaman jenazah Ahmad Muhazan. Ini telah mencoreng nama baik desa kami. Kami tidak ingin dicap desa kami sebagai sarang teroris,” kata tokoh warga setempat Abdul Rofi Afandi.

Sementara, di mata masyarakat Ahmad Muhazan yang dikenal baik dan tertutup. Kepribadian Ahmad Muhazan mendadak berubah dengan menolak sejumlah kegiatan yang biasa dilakukan warga NU, sejak mondok di sebuah pesantren di Kabupaten Sbang.

BACA JUGA:  Bupati Majalengka Tinjau Persiapan Panen Bawang di Kertajati

“Karga menduga, dari situlah awal radikalisme muncul dalam tubuh Ahmad Muhazan hingga akhirnya nekad menjadi pelaku teror di kawasan Sarinah Jakarta. Karenanya ini telah bertentangan dengan dasar kami sebagai warga NU. Terlebih lagi radikalisme dan terorisme mengancan keutuhan bangsa. Jelas kami menolaknya,” tegas tokoh ulama Desa Kedungwungu KH Nasrulloh Afandi. (red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *