Jelang Musim Tanam, Petani Nunuk Baru Gelar Ritual Pareresan

  • Bagikan

Citrust.id – Para petani di Desa Nunuk Baru menggelar “pareresan” menjelang musim tanam. Ritual adat itu digelar dengan membawa makanan tumpeng beserta lauk pauknya kemudian berdoa dan dimakan bersama.

“Ritual pareresan ini menentukan waktu musim tanam setelah tebar benih,” kata Ramdika, sekdes sekaligus petani setempat, Jumat (4/2).

Dikatakan dia, di Desa Nunuk Baru, ada tiga ritual adat yang rutin digelar setiap tahun, yaitu buku taun, guar bumi, dan pareresan.

“Buku Taun, merupakan ulang tahun petani. Digelar pentas seni dan budaya tradisional khas Desa Nunuk Baru, yaitu upacara adat lengser, silat buhun, dan prosesi pembuatan kain tenun gadod khas Nunuk,” kata Ramdika.

Dalam buku taun dan pareresan digelar hajat makam, yaitu berdoa menurut ajaran Islam di makam leluhur. Warga membawa tumpeng dan makanan khas lainnya yang kemudian dimakan bersama-sama dan dibagikan kepada warga dan pengunjung.

Setelah buku taun digelar acara adat guar bumi, yaitu ziarah ke makam panguyangan gede. Setelah itu, dilakukan kirab atau ngarak pusaka dari makam kosambi menuju lokasi penyiraman di alun-alun desa.

Buku taun, guar bumi, dan pareresan biasanya dilaksanakan di setiap dusun atau blok. Waktunya tergantung hitungan tokoh adat di masing-masing dusun.

“Acaranya doa bersama. Intinya bentuk syukur sudah beres tebar benih,” ungkapnya.

Yanton engungkapkan, pareresan merupakan acara rangkaian tahunan, selanjutnya setelah mengolah sawah atau kebon ada acara guar bumi. Setelah panen ada acara buku taun.

“Rangkaian acaranya doa bersama dan pentas seni bongbang. Semacam tayuban yang hanya dilaksanakan waktu buku taun. Ada sembilan lagu yang dinyanyikan yang berisi nasehat kebaikan,” pungkas dia. (Abduh)

BACA JUGA:  Belum Pasti Bangun Pelabuhan Internasional Warga Losarang Resah
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *