Yuddy Chrisnandi: Saat Ini Tak Ada Pemimpin Dunia

Citrust.id – Pemaparan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Georgia, dan Armenia, Prof. Yuddy Chrisnandi, pada peluncuran buku “Menulis Indonesia dari Kyiv” menggugah kesadaran cinta terhadap tanah air.

Pentingnya kesadaran membangun citra positif Indonesia di mata dunia mengemuka pada kegiatan yang digelar, Rabu (9/10), di kantor Pikiran Rakyat Bandung itu.

Geopolitik negara-negara dikupas tuntas Profesor Ilmu Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Nasional Jakarta tersebut. Benang merah posisi tawar Indonesia terlihat dengan jelas.

Ia mencontohkan, negara lain dalam menerapkan politik luar negeri berusaha keras untuk memakmurkan negaranya dengan aneka macam diplomasi.

Yuddy mengupas tentang politik dagang internasional yang acap kali memicu pro dan kontra di kawasan negara adidaya, seperti AS, Rusia dan rakasa China. Kenyataannya, kebijakan luar negeri mereka kerap menimbulkan riak-riak pada satu negara di kawasan.

Lantas, apa penilaian bangsa lain terhadap Indonesia? Yuddy mengatakan, bangsa Indonesia didorong untuk kembali memperbaiki akhlak dan adab hal yang bersifat mendasar.

“Bangsa Eropa menjunjung tinggi adab dan menjadikan sektor pendidikan sebagai prioritas sehingga masyarakatnya peduli dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Terkait cara-cara penanganan aksi unjuk rasa dan protes, Yuddy menyarankan agar lebih mengedepankan dialog. Ke depan tidak boleh lagi terjadi aksi pengrusakan pada saat unjuk rasa. Terhadap aparat keamanan, Yuddy meyakinkan, penanganan dengan cara dialogis adalah metode terbaik.

Terkait keadan global, Yuddy berpendapat, saat ini tidak ada pemimpin dunia. Amerika, Rusia dan China negara besar kini sibuk memakmurkan negaranya masing-masing.

“Semua yang ditawarkan kepada Indonesia tidak semata-mata dalam rangka menjalin hubungan diplomatik, seperti kerja sama budaya, pendidikan, bantuan, dan lain-lain, melainkan ada unsur bisnis,” jelas Yuddy.

BACA JUGA:  Tersangkut Korupsi, Rektor IAIN SNJ Ditahan di Rutan Pelabuhan Cirebon

Misalnya, kebijakan luar negeri Amerika tidak disenangi negara lain. Tetapi faktanya, ekonomi Amerika terjaga dengan baik sehingga orang AS puas dengan kinerja Presiden Donal Trump.

“Indonesia harus menyontoh apa yang baik pada negara lain. Masyarkat Indonesia harus memperbaiki kualitas sumber dayanya dan sekarang pemerintah senantiasa berusaha mempunyai posisi tawar yang kuat,” paparnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *