CIREBON (CT) – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dikeluhkan berbagai element masyarakat, kali ini para penjual Bensin eceran yang mengaku merasa dirugikan akibat pelanggan merasa keberatan karena harga eceran yang dinilai terlalu besar. Padahal hal itu menyesuaikan ongkos belanja di SPBU itu sendiri.
Menurut Faisal, Pedagang eceran asal Desa Pabuaran, Kabupaten Cirebon mengeluh dikarnakan harga yang dipatoknya dinilai terlalu mahal, Faisal sendiri mengaku terpaksa mematok harga tersebut.
“Ia sebelum naik kita jual Rp. 7.ooo per botol, sekarang nak jadi 9500 per botol, saya cuman ngambil 1000 mas, itu juga saya terpaksa karna pihak SPBU meminta uang kepada pedagang eceran dari setiap belanja jadi naik juga,” ujarnya ketika ditemui di rumahnya.
Senada dengan Faisal, Warsono warga Desa Jati Seeng, Kabupaten Cirebon juga mengalami hal yang sama. Pegawai SPBU yang biasanya dikasih Rp. 1000 sampai Rp. 2000 setiap belanja bensin, saat ini meminta dinaikan Rp. 4000 sampai Rp. 5000. Belum lagi bensin yang digunakan untuk belanja menjadi perhitungan penjualan Bensin eceran.
“Ia pihak SPBU matoknya jadi tambah besar, belum lagi bensin dan tenaga yang kita gunakan. Saya rasa itu wajar kalo saya menjual Rp. 9500 per botol, tapi pelanggan kadang ada yang protes” Ungkapnya.
Para pedagang Bensin pun mengeluhkan akibat birokrasi yang menjadi rumit. Biasanya tinggal ke SPBU, saat ini harus ada perijinan dari pihak kepala desa, kecamatan, dan kepolisian yang membuat warga merasa kebingungan apabila ingin berjualan bensin eceran.
“Harus ada perijinan dari desa, kecamatan, dan kepolisian, itu pun butuh waktu lama, kalo pengen cepet ya saya harus mengeluarkan uang lebih” Ujar Sobirin salah satu Pedagang Eceran warga Desa Kacang Suuk Kabupaten Cirebon. (CT-124)