CIREBON (CT) – Walikota Cirebon, Nasrudin Azis diprotes guru-guru dari Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kota Cirebon, setelah dianggap tak menghargai penampilan dari anak PAUD dan TK dalam seremoni Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon.
Saat itu, anak-anak sudah berbaris rapi demi menyambut pejabat Kota Cirebon, diantaranya walikota Nasrudin Azis. Tatkala menampilkan Senam Sampay, secara tiba-tiba, Azis malah meninggalkan acara. Sontak, perlakuan itu sangat disayangkan para guru yang juga sudah berdandan rapi dengan pakaian terbaiknya.
“Terlihat di Alun-alun Kejaksan melakukan gerakan Senam Simpay yang dipersembahkan untuk Bapak Walikota Cirebon dan para petinggi dan orang-orang terhormat, namun sayang seolah tak dihargai begitu santai dan tanpa rasa bersalah sedikit pun walikota yang kita hormati pergi begitu saja tepat di saat anak-anak memulai menampilkan atraksi di lapangan, yang dari pagi mereka persiapkan sungguh-sungguh,” ungkap Perwakilan Pengurus Himpaudi Kota Cirebon, Nurzini Fazilet.
Wanita yang biasa disapa Efa itu begitu kecewa saat Azis meninggalkan acara. Ia menyayangkan sikap dari orang nomor satu di Kota Cirebon itu. Padahal, anak didiknya sudah berlatih dengan aksi terbaik dan sudah berlatih selama satu bulan penuh untuk acara tersebut.
“Apakah ini pertanda rasa kepedulian para petinggi di Kota Cirebon sudah luntur? Bapak Walikota lebih memilih menghadiri acara di toko buku dibandingkan melihat anak-anak PAUD dan TK. Padahal, (atraksi itu)hanya 10 menit saja. Anak-anak sudah semangat latihan selama satu bulan hanya ingin dilihat oleh bapak walikota, sayang kami semua kecewa. Padahal anak-anak ini adalah pengganti pemimpin 20-25 tahun yang akan datang. Saya harap petinggi bisa lebih bijak lagi,” papar Efa.
Bahkan, para guru meminta Walikota Cirebon untuk belajar memahami karakter sembilan pilar yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.
“Disayangkan sekali. Apakah ini suatu tanda bahwa pemimpin di Kota Cirebon harus belajar Karakter Sembilan Pilar. Sepertinya wajib karena menurut pak Anies Baswedan bahwa yang jadi murid bukan saja yang duduk di bangku sekolah tapi kita semua bisa jadi murid karena kita harus terus belajar. Jadi kalau memang pemimpin Kota Cirebon harus belajar lagi dan gurunya adalah anak-anak TK/Paud kenapa tidak?,” jelas Efa. (Wilda)
Komentar