Cirebontrust.com – Terkait penolakan warga terhadap pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Kuwu Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Lilis Sulistiani mengaku sudah melakukan sosialisasi.
“Sudah sosialisasi, dalam artian ke yang punya lahan. Desa Kanci lagi proses pembebasan. Soal penolakan, saya kembalikan kemasyarakat. Kalau masyarakat pemilik lahan tidak menghendaki, ya saya ikut. Tapi masyarakat pemilik lahan kan menerima, nggak ada yang menolak,” terangnya, saat ditemui di kantornya, Selasa (17/01).
Lilis menerangkan, SUTT yang akan dibangun di desanya itu ada 6 titik, yakni semuanya berlokasi di Dusun 04. Namun, soal proses pembangunannya kapan dilakukan, ia mengaku tidak mengetahuinya.
“Namanya PLTU kan butuh SUTT, untuk mengalirkan listriknya. Itu program nasional. Kita, pemerintah desa, kalau nolak seperti apa, menerima seperti apa. Kalau kita tidak mendukung, kita kena salah,” tandasnya.
Seperti pemberitaan sebelumnya, masyarakat Desa Kanci tolak pembangunan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Pasalnya, lokasi SUTT itu berada di pemukiman warga. Mereka khawatir, dampak negatif dari tegangan listrik tinggi yang dihasilkan tower itu, radiasinya mempengaruhi kesehatan.
Sebagai bentuk protes, mereka memasang spanduk penolakan di pintu masuk desa, dan mencabut patok lokasi yang akan dibangun SUTT jaringan transmisi Jawa-Bali tersebut.
“Kami takut radiasinya akan mengganggu kesehatan. Kami lebih baik pindah dari desa kami. Tapi kami akan tetap bertahan menolak pembangunan tower itu. Dua hari yang lalu kami usir pekerjanya,” tegas Aji Saputra, warga Blok Karangponcol, wilayah SUTT itu dibangun, Minggu (15/01). (Riky Sonia)