Cirebontrust.com – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri1 Lemahabang raih juara III lomba Penataan Perpustakaan Tingkat SMP se-Kabupaten Cirebon.
Perlombaan yang diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Cirebon itu dimenangkan sekolah tersebut dalam kategori ketertiban manajemen yang diberlakukan oleh pihak sekolah.
“Ini penghargaan terbaru yang didapatkan SMPN 1 Lemahabang, yakni menjadi juara III dalam perlombaan perpustakaan,” ungkap Kepala SMPN 1 Lemahabang, Drs Didin Jaenudin MM, di ruang kerjanya, Kamis (24/08).
Prestasi terbaru ini, diakui Didin didukung oleh aktifitas yang sudah berjalan sejak lama di sekolah yang dipimpinnya. Diantara program pendukung tersebut adalah adanya rutinitas membaca atau program literasi bagi setiap siswa sebelum dimulainya jam pelajaran.
Sehingga, prestasi itu dapat menjadi barometer terhadap keberhasilan program yang dikembangkannya.
Rutinitas program membaca sebelum jam pelajaran, diakuinya sekaligus sebagai bentuk eksistensi dari upaya pemerintah dalam memberantas ketidakmampuan membaca pada siswa.
Sebagaimana diketahui belum lama ini, di Cirebon digegerkan oleh adanya temuan siswa SMP yang belum membaca. Maka dari itu, meski di sekolahnya tidak ada siswa yang tidak bisa membaca, program membaca itu akan terus dikembangkan.
“Karena membaca adalah jendela dunia, meskipun tidak ditemukan siswa yang tidak bisa membaca, program ini akan terus dilanjutkan,” ujarnya.
Melalui penghargaan yang didapatkannya, ia mengajak kepada para pemimpin di sekolah untuk bisa bersama saling memberikan motivasi dan terobosan baru, agar terus menciptakan prestasi. Hal itu tidak lain, untuk bisa menepis isu miring yang kerap kali menempel di lembaga pendidikan.
“Bukan lagi sombong, tetapi ini sebagai bentuk semangat baru, agar para penggerak dan para pemimpin sekolah itu, merasa terpacu untuk terus menciptakan terobosan agar mampu mengumpulkan prestasi, kan positif berlomba untuk kebaikan itu,” terang dia.
Ia pun menggaris bawahi tentang adanya ketidak mampuan siswa dalam membaca telah mendapat respon positif dari pemerintah. Yakni dengan menjalankannya program pojok baca.
Program itu, memang diakuinya hanya diberlakukan oleh setiap sekolah yang ditemukan adanya kasus siswa yang belum bisa membaca. Maka dari itu, sebagai pembeda, ia memakai istilah program literasi.
“Mudah-mudahan berdampak positif,”pungkasnya. (Riky Sonia)