CIREBON (CT) – Menyikapi aksi terorisme yang belakangan terjadi di Ibu Kota dan sejumlah daerah di tanah air, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (PP GP) Anshor menginstruksikan kepada pengurus di daerah untuk tetap mewaspadai aksi teroris dan gerakan radikal di daerah masing-masing. Demikian dikatakan Ketua Umum PP GP Anshor Yaqut Cholil Coumas, saat berkunjung ke Ponpes Babakan Ciwaringin, Rabu malam (20/01).
“GP Anshor harus menjadi garda terdepan dalam menangkal berbagai gerakan radikalisme dan berbagai aksi teror yang mengarah pada tindakan kekerasan, yang dapat memecah belah ummat dan NKRI. Kita harus kawal NKRI, dan sebagai warga negara terlebih lagi keluarga besar Nahdlatul Ulama kita jangan sampai takut pada aksi terorisme,” kata Gus Yakut.
PP GP Anshor juga menyerukan kepada seluruh pengurus GP Anshor di daerah membentuk posko siaga melawan terorisme dan melawan berbagai paham redikalisme. “Pemerintah harus tegas memberantas aksi terorisme dan membubarkan oranisasi radikal yang mengarah pada tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama,” tegasnya.
Diakui Gus Yakut, pihaknya akan terus road show ke daerah-daerah untuk memantau gerakan radikalisme dan aksi teror. Menurutnya, GP Anshor siap bekerja sama dengan pemerintah, tokoh ulama, kalangan santri dan aparat kepolsian serta TNI untuk bersama-sama mempersempit ruang gerak pelaku teror dan melawan tindakan radikal yang mengancam keutuhan NKRI.
Sementara itu, peneliti sekaligus pengamat terorisme, HM Nuruzzaman menilai, wilayah Cirebon sebagai zona merah perekrutan teroris jaringan ISIS yang berpusat di Irak dan Suriah. Ditengarai, sedikitnya 500 anggota ISIS di Indonesia, 45 di antaranya masih berada di Suriah dan beberapa adalah warga asal Cirebon.
“Ketika mereka kembali, mereka dimungkinkan akan menjadikan daerahnya sebagai basis perekrutan. Sejumlah rangkaian teror bom dan penangkapan jaringan teroris di tanah air, membuat wilayan Cirebon sebagai zona merah yang perlu diwaspadai,” kata Nuruzzaman kepada CT.
Penangkapan tiga orang terduga teroris di Desa Orimalang Jamblang Kabupaten Cirebon pekan kemarin, ditengarai Nuruzzaman memiliki rentetan dengan peristiwa bom Sarinah Jakarta. Salah satu pelaku bom sarinah yang sudah teridentifikasi yakni Ahmad Muhazan merupakan warga Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten Cirebon.
Pelaku lainnya yakni Afif alias Sunakim yang berasal dari Sumedang. Keduanya merupakan anak didik langsung Sulaiman Aman Abdurahman, orang yang mengklaim sebagai Amir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara.
“Aman Abdurrahman adalah orang yang membaiat Mohamad Syarif, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota, April 2011 Silam. Begitupun pelaku bom bunuh diri di solo september 2011, adalah anggota teroris Cirebon jaringan Aman Abrurrohman. Sebelumnya Agustus 2009, tiga pelaku bom bunuh diri di JW Marriot merupakan kakak beradik warga Cilimus Kuningan,” kata peneliti tentang radikalisme dan teroris ini. (Red)
Komentar