Pemda Kota Cirebon Berkomitmen Berantas Penyakit TB

Citrust.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon mendukung penuh upaya pemberantas penyakit Tuberkulosis (TB). Gerakan tersebut harus dilakukan secara masif.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Agus Mulyadi, mengatakan, dibutuhkan penanggulangan secara masif dan menyeluruh serta terkoordinasi untuk menanggulangi penyakit TB.

Oleh karena itu, lanjut Agus, Pemda Kota Cirebon melalui Dinas Kesehatan, sangat mendukung pemberantasan penyakit tersebut. Ia berharap, masyarakat Kota Cirebon selalu menjalankan pola hidup sehat.

“Dengan pola hidup sehat, penularan penyakit TB bisa dicegah,” latanya usai pencanangan Gerakan Masyarakat (Germas) Hari Tuberkulosis (TB) se-Dunia, Jumat (12/4/2019), di Taman Air Goa Sunyaragi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Edy Sugiarto, mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki rencana aksi daerah yang terstruktur dan sistematis untuk pencegahan.

“Dinkes Kota Cirebon terbaik ketiga di Jawa Badat dalam rencana aksi daerah ini,” ucapnya.

Dikatakan Edy, permasalahan TB harus dipecahkan bersama seluruh lapisan masyarakat. Tahun lalu di Kota Cirebon terdapat 1.392 kasus TB baru dan 39 di antaranya resisten.

“Kami terus berupaya mendeketeksi penyakit ini di masyarakat, menyembuhkan mereka, melakukan upaya preventif agar tidak tertular serta memproteksi masyarakat agar tidak terjadi penyebaran yang cepat terhadap penyakit TB,” jelasnya.

Koordinator provinsi untuk KNVC Tuberculosis Foundation perwakilan Jawa Barat, Joko Siswanto, Indonesia menempati posisi ketiga untuk penyebaran dan penderita penyakit TB. Jumlahnya mencapai sekitar 842 ribu yang ditemukan setiap tahunnya.

“Namun yang terlapor baru sekitar 53 persen saja. Jadi masih ada pekerjaan rumah kita,” ungkap Joko.

Dijelaskan Joko, penyakit TB menyebar dan menular melalui udara. Dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, daerah yang padat dan kumuh, TB bisa berkembang dengan cepat.

BACA JUGA:  Walikota-Wawali dan Ketua DPRD Dapat Uang Edisi Khusus Kemerdekaan

“Kondisi ini diperparah dengan etika batuk yang belum diterapkan dengan baik,” ungkap Joko.

Tahun ini, pihaknya akan mendatangi pesantren, LP, rutan serta barak-barak TNI untuk pencegahan penyakit TB. Hal itu diperlukan karena orang banyak yang berkumpul dalam satu ruangan ditambah kondisi lingkungan yang kurang baik akan mempercepat penyebaran penyakit TB.

“Ditargetkan pada tahun 2030 Indonesia mencapai eleminasi TB dan tahun 2050 Indonesia bebas dari TB,” pungkas Joko. /haris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *