Citrust.id – Kebutuhan gas untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya, hingga tahun 2027 mendatang diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Mengingat, tak sedikit warga lebih memilih gas sebagai bahan bakar, utamanya untuk memasak.
Manager Sales Area Head PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Makmuri mengatakan, saat ini pelanggan gas mencapai 22.800. Jumlah tersebut, terdiri dari rumah tangga, komersial dan industri. Diprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 2027.
“Semuanya tersebar di Kabupaten/Kota Cirebon hingga Majalengka. Tahun ini saja, di Kabupaten/Kota Cirebon ada penambahan pelanggan mencapai 5 ribu,” ungkap Makmuri, usai Diskusi bersama Anggota DPR RI, Ir H E Herman Khaeron.
Makmuri juga mengakui, idealnya kebutuhan untuk industri hingga 2027 mencapai 32 MM. Sedangkan saat ini, baru 2,8 MM. “Idealnya memang untuk industri mencapai 32 MM. Sehingga butuh ada pasokan gas,” ujarnya.
Group Head Strategic Stakeholder Manageman (SSM), Santiaji Gunawan mengakui, PGN Cirebon mengalami kekurangan pasokan. Hal tersebut, memengaruhi kelangsungan operasional PGN Cirebon untuk melayani pelanggan, baik rumah tangga, komersial maupun industri.
“Penambahan dan keinginan masyarakat menggunakan gas bertambah banyak. Sehingga, adanya penambahan pasokan sangat perlu direalisasi. Kita juga sudah meminta ke pusat untuk menambah pasokan, namun belum terlaksana,” ujar Santiaji.
Anggota Komisi VI DPR RI, Ir H E Herman Khaeron mengatakan, ini sebagai uji petik. Karena tidak hanya Cirebon yang akan didatangi. Hal tersebut, untuk memastikan kondisi PGN di daerah.
“PGN Cirebon memiliki sejarah, karena Di Cirebon sudah ada sejak 1925, bahkan base-nya tidak hanya gas alam atau pengolahan, melainkan pabrik gas. Sehingga, sejarah ini menjadi prospek masa depan. Karena gas menjadi bagian penting kehidupan masyarakat,” kata pria yang biasa disapa Kang Hero.
Soal potensi, Kata Kang Hero, sangat besar sekali. Karena sumur gas di Jatibarang sangat besar. Sehingga, jika PGN Cirebon mengalami kekurangan pasokan, tentu harus ada keputusan strategis dan didorong keputusan politis.
“Kendala-kendala yang saat ini masih menjadi persoalan, harus tetap dikawal. Karena sebagai bagian dari BUMN, PGN memiliki prospek yang sangat bagus di masa mendatang,” ujar Dia. (Aming)